Penulis : Mahasiswa PMM Kelompok 40 Gelombang 2 Tahun 2023 Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing Lapang (DPL) : Hudaniah, S.Psi., M.Si.
Anak-anak yang masuk ke dalam kategori usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun (Khaironi, 2018). Pada umumnya, ketika memasuki usia 4 tahun anak-anak sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK). Selain itu, pada masa tersebut, seorang anak juga akan mengalami perkembangan bahasa yang sangat pesat, dimana mereka akan mengalami peningkatan dalam hal kapasitas, kerumitan, dan keluasan perbendaharaan kata; mulai beralih dari gerakan menjadi ungkapan untuk berkomunikasi; serta mulai mampu untuk menerapkan bahasa dalam berbagai cara (misal: bernyanyi, berdialog, bertanya, bercerita) (Amalia, 2019). Adapun menurut Harris et al. (dalam Santrock, 2019), anak dapat belajar bahasa dengan lebih efektif serta optimal ketika mereka belajar dengan cara yang interaktif dan responsif jika dibandingkan ketika mereka hanya sebagai pelajar pasif. Salah satu metode interaktif yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak adalah dengan metode fun learning.Â
Metode fun learning merupakan salah satu metode pembelajaran interaktif dalam pendidikan awal seseorang yang biasanya dilakukan dengan bermain dan kegiatan eksplorasi. Salah satu metode fun learning yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak adalah dengan permainan drama. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jannati (dalam Zahro, 2018), permainan drama terbukti memiliki pengaruh terhadap kecerdasan linguistik anak.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Adapun pada kegiatan PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa)  di TA Asy-Syahriyah, peserta didik di kelas B1 dan B2 diberi kesempatan untuk melakukan permainan drama di depan seluruh warga sekolah. Masing-masing kelas pun juga menampilkan cerita yang berbeda, dimana kelas B1 menampilkan cerita yang berjudul  'Kelinci yang Hilang' dan kelas B2 menampilkan cerita yang berjudul 'Kucingku Coco'. Selama permainan peran, para peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berdialog, berakting, dan menyanyi.Â
Tak hanya itu, peserta didik juga dilibatkan dalam seluruh proses persiapan permainan drama, mulai dari tahap membuat atau menyusun cerita, memilih peran, hingga mempersiapkan properti yang akan mereka gunakan. Keterlibatan peserta didik dalam proses persiapan permainan drama merupakan salah satu bentuk upaya mahasiswa dalam membantu meningkatkan kreativitas, kemampuan untuk mengutarakan ide dan pendapat, kepercayaan diri peserta didik, serta bentuk implementasi metode fun learning atau metode interaktif untuk belajar dengan peserta didik. Melalui kegiatan menyusun cerita, peserta didik diharapkan mampu untuk mengasah kemampuan mengutarakan ide dan kreativitasnya dengan cara memberi ide terkait cerita yang ingin mereka bawakan. Melalui kegiatan pemilihan peran, peserta didik diharapkan mampu untuk mengasah kepercayaan diri dan kemampuan mengutarakan pendapatnya saat memilih perannya selama permainan peran. Terakhir, melalui kegiatan membuat properti, peserta didik diharapkan mampu untuk mengasah kreativitas mereka dalam berkreasi dengan berbagai bahan untuk membuat properti drama.Â
Daftar pustaka
Amalia, E. R. (2019). Meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini dengan metode bercerita. https://doi.org/10.31219/osf.io/kr5fw