Apa itu kerang? Kerang adalah hewan yang memiliki cangkang yang unik dan indah yang dapat kita temui di pesisir pantai maupun di dalam laut, kerang adalah hadiah dari alam yang dapat diolah menjadi produk-produk yang memiliki banyak manfaat, salah satu manfaatnya yaitu kerajinan. Bapak Waru adalah salah satu pengrajin kerang yang ditemui oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Gelombang 4 Kelompok 77 dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang terdiri dari Zepta Rahmawan Putra, Lia Novita sari, Varadita Aurendy, Diyana Rossa Fadhilla, dan Diebolt Radian Ramadhika. Beliau adalah pengrajin kerang yang berada di Desa Lemper, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan.
Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk dapat membagi ilmu kepada masyarakat desa mengenai budidaya maggot dan kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
MERANTAU BERMODALKAN TEKAD
Pada tahun 2002 Bapak Waru muda tertarik dengan berbisnis, sehingga beliau memutuskan merantau ke Pulau Sepeken, Sumenep. Bermodalkan background bisnis dan kemampuan berbahasa inggris, beliau mengikuti saran dari pamannya. Di Pulau Sepeken, beliau ikut orang berbisnis selama 6 tahun. Disana, beliau belajar dan mencari pengalaman yang nantinya menjadi dasar Bapak Waru dalam berbisnis kerajinan kerang.
Apa alasan Bapak Waru memutuskan untuk berdagang kerajinan kerang?? Hal itu bermula ketika Bapak Waru muda mencoba peruntungan berjualan kerajinan kerang yang beliau buat kepada bule seharga Rp8.000, saat itu kerajinan kerang masih tergolong murah. Namun, siapa sangka, bule tersebut berani menawar harga yang tinggi dari harga pasar, yaitu seharga Rp75.000. Hal itulah yang membuat Bapak Waru muda memutuskan untuk mulai merintis bisnis dengan modal seadanya.
MEMULAI BISNIS DENGAN MODAL SEADANYAÂ
Setelah 'ikut orang' selama 6 tahun, beliau akhirnya membangun usaha kerajinan sendiri dengan saudaranya di Pulau Bali dengan modal seadanya. Namun, setelah 5 tahun berdagang, beliau mengalami kendala dalam modal mempertahankan usahanya, saat itu transaksi tidak semudah sekarang, masih harus face to face, sosial media belum berkembang dan berdampak pada sulitnya mendapatkan pelanggan sehingga beliau memutuskan pindah berbisnis di kampung halamannya di Desa Lemper, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan,"andaikan saya dulu punya modal, saya bisa memilih tempat yang lebih strategis", ujar Bapak Waru. Namun setelah memutuskan kembali ke kampung, kendala terus datang silih berganti, Bapak Waru kesulitan mencari pelanggan di kampung halamannya karena warga lokal tidak berminat dengan kerajinan kerang yang ditawarkan.