Mohon tunggu...
PMM 478
PMM 478 Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Muhammadiyah Malang

Sedang PMM

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni dan Imajinasi: Gali Ekspresi Kreatif Anak Usia Dini

29 Februari 2024   11:57 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Junrejo - Mengacu pada Capaian Pembelajaran yang digembar-gemborkan pemerintah, pengembangan kreatifitas dan imajinasi anak menjadi salah satu poin pentingnya. Imajinasi dan kreativitas merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Jika disatukan, dapat menciptakan suatu dorongan untuk mengekspresikan diri.

Seperti bereksperimen, mengeksplorasi dunia, dan mempelajari hal baru. Banyak cerita dalam pikiran mereka yang datang dari imajinasi, perandain yang diekspresikan melalui seni. Dari seni terapan, seni visual, seni pertunjukkan, hingga seni literatur. 

Sebagai contoh, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 78 gelombang 4 dalam kegiatan pengabdiannya telah mengajak anak-anak RA 08 Dewi Sartika Junrejo, Kota Batu untuk mengembangkan kreativitasnya. Pembuatan foto individu kreatif membantu mereka menuangkan imajinasinya. Lalu, apa fungsinya bagi anak?

Dimulai dari hal yang paling dasar, yaitu meningkatan rasa percaya diri pada anak. Memberi kebebasan anak dalam menyalurkan ide-ide kreatifnya dapat membuat mereka merasa lebih dihargai. Jelas, hal ini sangat penting untuk memperkuat pondasi anak sebagai upaya perkembangan dirinya di lingkungan masyarakat.

Anak-anak aktif bercerita menyampaikn ide kreatif yang menjadi konsep pembuatan karyanya. PMM478/Dafa Wahyu
Anak-anak aktif bercerita menyampaikn ide kreatif yang menjadi konsep pembuatan karyanya. PMM478/Dafa Wahyu

Dalam hal ini, tim PMM memperkenalkan cara melukis yang terbilang baru bagi anak-anak. Bukan dengan kuas, tapi menggunakan spons dan diaplikasikan dengan teknik stamp. Dengan demikian, maka semakin membuka eksplorasi anak untuk menciptakan karya menggunakan teknik yang unik.

Apalagi, teknik stamp ini menekankan pada pola, tekstur, dan warna. "Jadi anak-anak bisa belajar mengenal efek visual yang lebih kompleks," ungkap Nurjihan Nabilahsari selaku koordinator kelompok. Menurutnya, efek visual yang dihasilkan teknik stamp dengan kuas sangat berbeda. 

Menanggapi alasannya ini, Bapak Ach. Apriyanto Romadhan, S.IP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) menyetujui progam kerja yang diusulkan dan berhasil terlaksana dengan baik. Terbukti dari antusias anak-anak saat proses kreasi berlangsung. Mereka juga dengan lantang menceritakan konsep dari karya yang dibuat.

Proses ini secara tidak langsung mendukung visi dan misi Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) dalam mencapai hilirisasi (early litercy). Mencerminkan bagaimana kreatifitas dan imajinasi anak dapat mempengaruhi keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berbicara. Keterlibatan Alif Rayhan, Masitha Aulia, Dafa Wahyu, dan Ratna Diana sebagai anggota kelompok patut diapresiasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun