Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang penuh keriuhan,
Berjalanlah seorang pemuda dengan hati yang gelisah.
Pandangannya menerawang ke ufuk yang jauh,
Mengharapkan arti dari langkah-langkahnya yang ragu.
Langkahnya berirama dalam kesendirian,
Berbisik pada angin, menyusuri kegelisahan.
Bunga-bunga mekar, tetapi hatinya tertutup,
Seperti hujan yang turun, ia terus berdusta.
Pemuda itu seolah pilu tanpa kata,
Dalam dunia yang berubah, ia terombang-ambing.
Mencari makna, mengurai benang kusut kehidupan,
Namun, bagai bola api, kegelisahannya tetap berkobar.
Dia mencari jawaban di balik bintang-bintang,
Menggenggam mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan.
Namun, kekhawatiran merangkulnya erat,
Seolah rintangan tak terpatahkan di hadapannya.
Tapi janganlah meremehkan pemuda berhati cemas,
Karena dalam gelisahnya terdapat kekuatan hebat.
Dari dalam kebimbangan, tumbuh tekad yang mantap,
Menari-nari seperti nyala lilin dalam gelap.
Mungkin ia terjatuh, mungkin ia rapuh,
Tetapi pemuda itu tak pernah menyerah.
Setiap langkah ragu, mengajarkannya arti kehidupan,
Ia menyadari bahwa melangkah adalah pembelajaran.
Dan akhirnya, seperti mentari di ufuk pagi,
Pemuda itu menemukan jati dirinya yang sejati.
Gelisahnya kini menjadi bahan bakar semangat,
Mengukir jejak perjalanan dengan keteguhan hati.
Ohh, pemuda yang penuh kegelisahan,
Teruslah berjalan, janganlah terhenti.
Karena dalam setiap langkah yang diraguinya,
Tercipta kisah hidup yang penuh makna dan denti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H