Bencana alam merupakan kejadian yang meninbulkan dampak bagi korban. Bukan hanya dampak fisik, tetapi trauma juga menjadi dampak terburuk korban bencana.
Pacsabencana terjadi, ada korban yang seolah-olah tenang dan menerima, ada juga yang masih mengalami syok. Bagaimanapun kondisinya, semua korban bencana alam akan merasakan kesedihan bahkan trauma. Mereka pasti masih terbayang bagaimana kondisi ketika terjadi bencana. Masih belum bisa tidur nyenyak dengan berfkir kalau-kalau bencana kembali terjadi.
Rasa trauma pascabencana kadang bisa dihibur dengan kondisi ekonomi. Tidak akan pindah ke tempat lain karena berfikir secara finansial.Tetapi mereka pun terkadang merasa masih trauma dan tidak bisa bersosialisasi untuk membicarakan bencana yang dialami.
Kadang karena kebutuhan orang lain yang memburu berita baik resmi maupun masyarakat sekitar, membuat korban bencana yang ditanyai menutup diri. Mereka hanya tidak mau diingatkan masa-masa menegangkan saat bencana itu kembali.Â
Polemik sering terjadi. Antara memilih tinggal di tempat yang sama karena faktor ekonomi dengan konsekuensi secara psikologis dan sosial yang demikian pelik, atau pindah ke lokasi lain dengan konsekuensi masih menjadi masyarakay mantan korban bencana yang siap diingatkan kembali dengan kejadian memilukan yang terjadi.Â
Polemik kehidupan yang hanya diakhiri dengan ikhlas bahwa Yang Maha Kuasa telah memberikan jalan hidup terbaik untuk umatnya. Serta berfikir bahwa bencana adalah ujian untuk setiap manusia yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H