Mungkin bagi teman-teman saya hal ini cukup menumbuhkan suatu pertanyaan,, mengapa seorang plapti yang biasanya ngutak-atik hal ulet/kupu tiba-tiba ikut-ikutan nimbrung amphibi juga??? haha,, yang namanya belajar,, apapun ga masalah asal positif,, iya kan?? berhubung saya sendiri ada di divisi gunung dan hutan, jadi ga masalah dong saya ikut temen yang berkesempatan melakukan penelitian spesies amphibi yang notabene sudah hampir dikatakan hilang ini.. Kali ini teman-teman saya dari Green Community bekerja sama dengan 3 mahasiswa IPB yang juga sama-sama mengirimkan proposal funding ke Amphiban Spesialis Group (ASG) dan diterima.. memang ketika salah seorang anggota tim mengajak saya,, saya langsung tertarik, meskipun saya hanya sebentar saja nimbrungnya,, haha berhubung saya belum terbiasa melakukan penelitian di malam hari,, hohoho,, secara kalau kupu-kupu kan pengamatan pagi hari,, dan masih banyak hal yang juga harus saya selesaikan di kampus.. ekspedisi diawali tanggal 15 agustus di banyuwindu (Kendal) hingga tanggal 16 siang kami kembali ke Semarang.. dan dahsyatnya lagi,, tanggal 16 sore itu juga tim langsung berangkat lagi ke daerah medini (kendal juga) hingga tanggal 29 mereka baru kembali ke Semarang,, hmmm.. Benar-benar mantap,, puasa sambil menjelajahi gunung Ungaran untuk mencari makhluk kecil yang tidak lain adalah katak. pada kesempatan pertama saya nimbrung di kegiatan tersebut,, saya mendapat pelajaran baru tentang katak,, dalam hal sampling dan preservasinya.. termasuk mengenalinya dari suara,, hohoho dalam pengamatan kupu-kupu (butterfly watching) kan ga ada pengamatan lewat suara,, wkwkwkwkwk memang pada saat itu saya mungkin satu-satunya partisipant atau volunteer yang paling tidak peka dan tidak mendapat tangkapan satu pun. tapi tak apa karena saya menyadari bahwa saya masih belajar.. dalam pengamatan ini kami menggunakan metode visual encounter survey, peralatan yang kami gunakan standarnya adalah sepatu boot, head lamp atau senter, field guide book, plastik sample dan juga spidol. Sedangkan untuk preservasi kami terlebih dahulu melakukan beberapa perlakuan seperti mengambil sample jamur dari lendir di tubuh katak yang tertangkap (ini kepentingan teman lain yang juga sedang mencoba meneliti penyebab kematian katak), pengukuran SVL dan berat, serta mengambil sample hati atau jaringan ototnya (untuk selanjutnya dianalisis secara genetis sebagai salah satu cara identifikasinya juga), baru kemudian diawetkan menggunakan alkohol, dan jangan lupa pemberian identitas spesimen yang kadang masih kami abaikan selama ini. Oia,, yang penting di sini adalah,, tidak semua individu yang kami dapatkan itu kami awetkan,, sebagian besar hanya kami catat SVL dan berat serta faktor-faktor lain saat perjumpaan seperti lokasi, aktivitas, dan waktu,, kemudian kami release lagi ke alam.. Pada kesempatan nimbrung yang kedua, tanggal 26-28 agustus tepatnya di daerah promasan,, saya lumayan sudah bisa ikut dapat tangkapan meskipun juga masih sedikit, tapi salah satunya juga ikut dapat seekor Philautus sp. Itupun saya dapatkan setelah sekian lama melawan rasa kantuk sambil tengak -tengok di dahan ataupun ranting mencari siapa tahu seekor Philautus nangkring di sana,, hmmm,, inilah mengapa kelestarian hutan perlu dijaga,, ayo,, tanam..tanam.tanam... hohoho :) Akan tetapi kali ini persiapan saya yang agak kuranmg sehingga saya tidak memakai sepatu boot,, dan weww,, alhasil dalam dua malam kaki saya jadi incaran pacet-pacet,, saya hitung sekitar 25-26 bekat ciuman pacet ada di kaki saya,, wah wah wah,, sampai-sampai kemaren lebaran keki saya penuh bekas luka,, ga keren amat!! haha :) dari ini juga saya harus lebih mengingat-ingat lagi pentingnya persiapan yang matang sebelum memutuskan ikut dalam suatu kegiatan outdoor.. hmmm,, memang mempelajari biodiversitas tak ada habisnya,, semakin kita belajar,, semakin kita menyadari bahwa masih banyak ciptaan-Nya yang belum kita ketahui,, betapa kecilnya kita di antara begitu banyaknya ciptaan Tuhan,, makin merasa bahwa kita masih begitu bodoh,, hoho Mungkin banyak juga mahasiswa di jurusan biologi semdiri pun yang bilang: buat apa puasa-puasa masuk ke hutan, hujan-hujanan hanya buat nyari kodoq,, mendingan di kos tidur, enak to?? haha.. tapi inilah satu bukti lagi bahwa jika kita menyukai sesuatu,, termasuk misalnya jenis kegiatan tertentu,, maka semua akan dijanani dengan senang hati,, karena saya percaya,, tak ada yang sia-sia,, dan ini pasti bermanfaat bagi saya baik langsung ataupun tidak.. berikut adalah blog sederhana dari teman-teman saya yang tergabung dalam tim ekspedisi philautus jacobsoni di Gunung Ungaran: http://philautusjacobsoni.blogspot.com/2010/09/why-we-search-philautus-jacobsoni.html?spref=fb ok ok,, ini dulu,, salam :) [caption id="attachment_258360" align="alignnone" width="300" caption="Philautus jacobsoni hampir mirip seperti ini,, ini adalah teman satu marganya Philautus aurifasciatus"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H