Semeriwing angin sore dan suasana teduh Dramaga Bogor menambah indah pemandangan dari lantai Lima Wing Rektorat kampus…menatap keluar melihat birunya langit dan Gunung Salak yang menghijau membuat hati bergumam “Tuhan Memang Tersenyum Saat menciptakan Indonesia”…Aku sudah tahu pasti ..angin ini tanda gerimis akan menemani langkah aku pulang ke kost-an..makanya biar nambah berat, payung berumbai biru itu tetap ku bawa.
Tersentak lamunan ku..karena meningginya suara teman ku saat bertanya Dr.Arief Daryanto….walau sedikit hilang konsen, aku masih ingat dari tadi Prof bercerita tentang kondisi Negara Dunia Ketiga pada mata kuliah Ekonomi Pembanguan Negara Dunia Ketiga..penuh semangat..sang dosen menjawab pertanyaan itu dengan mengelaborasi berbagai teori-teori pembangunan dengan subjek analisis berbagai Negara dunia ketiga, bahasa lain Negara miskin…Indonesia selalu menjadi subyek utama tentunya..hhh
Buku Todaro yang cukup buat bantal tidur seakan menjadi dongeng yang asyik saat data dan fakta yang diungkap sang dosen…faktanya memang sudah rahasia umum, dari berbagai sudut pandang, kesejahteraan Negara dunia ketiga memang menyedihkan…Pendapatan yang rendah..Kondisi Kesehatan Masyarakat yang rentan…Pendidikan yang tak Terurus..semua harus ditangani dengan mengandalkan birokrat yang korup, maka jangan heran pemberontakan dan kerusuhan rasialis selalu terjadi di Negara miskin karena memperebutkan sumber kehidupan yang terbatas.
Hingga pada satu teori pembangunan, aku mendapat point penting yang tak pernah kulupa, yakni teori sang peraih nobel Amartya Sen tentang EKONOMI KESEJAHTERAAN dengan poin yang paling mendasar adalah “PILIHAN SOSIAL” membuat teori ekonomi yang bersifat matematis menjadi humanis, membuat kemiskinan yang tadinya hanya berupa angka statistik menjadi gambar hidup yang harus ditangani. Kemiskinan teralisir dalam bentuk kelaparan yang akut pada Negara dunia ketiga..masih ingat kah kita dengan gambar anak kecil yang ditunggu kematian oleh burung nasar di afrika?? Atau saudara kita yang busung lapar di NTT…penganan nasi aking di berbagai daerah jawa..hingga penjualan mie instan dan roti kadaluarsa di Cirebon…
Kemiskinan itu menyakitkan..
Lapar itu perih…menyiksa…jika ingin tahu cobalah merasakan makan nasi aking…gadung beracun…roti kadaluarsa itu…Lapar itu lebih perih dibanding mual karena keracunan…
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Birokrasi Negara ini tidak seindah teori Weber..
PNS kita sepertinya tidak mengenal konsep manajemen ala Kaizen..
Dan Negara Kita pun selalu menjadi JUARA,,,,NOMOR 2 KORUPSI SEDUNIA..Mari tepuk tangan saudara-saudara..
Hmm..Kira2 begini analisis cara jalan keluarnya..
Menurut Amartya Sen, dengan teori pilihan sosial, maka pemberantasan kemiskinan dan perwujudan rakyat yang sejahtera hanya dapat dilakukan jika rakyat diberikan pilihan-pilihan dalam menjalani hidupnya…dengan meningkatkan kapabilitas/kemampuan warga negara tentunya..
Maka pemerintah tidak usah terlalu jauh berencana, apalagi studi banding ke Eropa jika hanya ingin mengentaskan kemiskinan..cukup berikan kesempatan bagi rakyat untuk memiliki kapabilitas untuk memilih, sehingga mampu berpikir positif dalam hidupnya..
Cukup memberikan kesempatan pendidikan seluasnya kepada rakyat miskin
Cukup dengan menjamin kesehatan rakyat dengan pangan yang sehat dan pelayanan kesehatan yang baik, sehingga jiwa raganya sehat.
Dengan itu semua, maka rakyat akan memiliki kapabilitas untuk mencari sumber penghidupan yang mensejahterakan..kreatif dan inovatif,
Namun itu semua butuh prasyarat..yakni pemerintahan yang bersih dari korupsi..tidak otoriter dan membangun public service yang memadai…
Indonesia Bisa??....(Maaf bukan tanda seru (!))
Ga terasa kuliah sudah selesai..makasih pa dosen-ku Dr. Arief..hujan mulai turun..saatnya payung biru berumbai beraksi…
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H