Mohon tunggu...
Mahesa Indriani
Mahesa Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi || Universitas Sriwijaya

saya suka menulis hal bersifat non-ilmiah, membaca, memasak, dan saya suka dengan kegiatan aktif yang tidak membosankan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Katanya Negara Demokrasi, Nyatanya Hanya Perantara untuk Memperkaya Diri

1 Oktober 2024   17:21 Diperbarui: 2 Oktober 2024   07:35 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Politik Demokrasi || Sumber: L.N. 24 Internasional) 

Seperti yang kita semua tau demokrasi secara sederhana merupakan sebuah sistem pemerintahan yang mana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, slogan yang sering terdengar ialah kata "Dari rakyat, Oleh rakyat, dan Untuk rakyat".

Namun tanpa kita sadari slogan tersebut sudah berubah menjadi "Dari rakyat, Oleh rakyat, dan Untuk pejabat". Indonesia merupakan negara dengan sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia, dimana semua pendapat dan suara dari rakyat dikumpulkan untuk mencapai mufakat. Semua hal yang ada pun selalu mengutamakan demokrasi, dari hal yang sederhana mulai dari pemilihan ketua kelas di sekolah, diskusi dalam kelompok, menentukan jurusan didunia perkuliahan pun tentunya kita berdiskusi terlebih dahulu dengan teman, keluarga, dan orangtua, apalagi saat pemilihan pemerintahan seperti pemilihan tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan pemilihan presiden sekalipun kita menggunakan demokrasi dengan melakukan pemilihan suara terbanyak yang mana masyarakat ikut berpartisipasi di dalamnya.

(Kampanye Demokrasi || Sumber: Trias DDV) 
(Kampanye Demokrasi || Sumber: Trias DDV) 

Pada Saat pemilihan para kandidat yang mencalonkan diri selalu promosi dengan berbagai visi misi dan janji manis, namun nyatanya saat terpilih semua visi misi dan janji yang telah dilontarkan menguap hilang begitu saja. Mereka malah sibuk memperkaya diri bahkan dengan entengnya melakukan tindak korupsi tanpa harus kerja sana-sini, Sistem politik kacau-balau, Korupsi kolusi nepotisme yang merajalela, Tidak adanya lagi demokrasi berlandaskan lurus, bebas, bersih, jujur, dan adil, Banyak kebijakan yang dibuat tidak mempertimbangkan dan malah menyengsarakan rakyat, Para menteri yang menjabat tidak sesuai dengan bidangnya hingga seringnya kita menjadi sebuah kelinci percobaan dari kebijakan yang mereka buat.

(Praktik Politik Uang || Sumber: Reza Viora Reidita) 
(Praktik Politik Uang || Sumber: Reza Viora Reidita) 

Praktik politik uang merajalela, dimana para elit politik memanfaatkan suara rakyat dengan memberikan uang bagi orang yang memilih kelompok tertentu, padahal masyarakat tidak tahu apa visi misi dan bagimana kinerja mereka apabila berhasil menjabat, hal ini tentunya akan sangat merugikan kita sebagai rakyat apabila salah memilih pemimpin rakyat.

(Uang Merusak Tatanan Hukum || Sumber: Motivation Universe ) 
(Uang Merusak Tatanan Hukum || Sumber: Motivation Universe ) 

Hukum yang tumpul keatas tajam kebawah benar adanya, bukti nyatanya para aparat sipil negara pun ikut andil menjadi boneka para oknum elit politik, yang mana mereka rela menerima suap demi mempertebal isi dompet. Ironisnya mereka lebih memilih menutup mata dan telinga tidak memperdulikan tangisan, teriakan, umpatan dari mereka dan kita semua yang sedang berjuang untuk mendapatkan sebuah kata mahal yang berjudul "Keadilan". Teruntuk para pejabat yang terhormat, mau sampai sejauh mana lagi kalian ingin menghancurkan Negara ini? Dari segi sumber daya alam Indonesia sangat kaya dibandingkan negara-negara diluar sana, namun pengolahannya masih jauh dari kata maksimal. 

(Semangat Perjuangan || Sumber: Vecteezy) 
(Semangat Perjuangan || Sumber: Vecteezy) 

Tata negara perpolitikan Indonesia sudah sangat kacau, ibaratkan benang yang kusut. Untuk memperbaikinya kita harus mengurai dan memotong bagian yang kusut tersebut. Tetapi akan sulit perubahan terjadi jika pihak pejabat tidak berupaya memperbaiki, namun rasanya sulit dan sia-sia mengharapkan perubahan dari pihak mereka ibarat memotong benang kusut menggunakan gunting yang tumpul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun