Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Makna Hidup bersama Neil deGrasse Tyson

20 Juli 2024   15:38 Diperbarui: 20 Juli 2024   15:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Neil deGrasse Tyson adalah seorang astrofisik Amerika yang belakangan muncul pada beranda short Youtube saya. Penasaran dengan sosok dirinya, saya menonton beberapa video di Youtube berisi wawancara bersama dirinya. Hasilnya benar-benar di luar dugaan.

Dalam tulisan kali ini, saya ingin membagikan beberapa kutipan menarik yang saya tangkap saat menonton salah satu videonya di Youtube yang berjudul "Getting Philosophical with Neil deGrasse Tyson". Ketika itu, ia ditanya, "Apa makna hidup menurut Anda?"

Ia menjawab begini: makna hidup itu tidak ditemukan, tetapi dibangun di atas beberapa prinsip dasar. Dengan kata lain, kita tidak bisa mencari makna hidup "di luar sana", tetapi membangunnya "dari dalam diri". Dia sendiri menjelaskan dua prinsip yang menjadi dasar baginya untuk membangun makna hidup.

Prinsip pertama: setiap hari, ia akan bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah aku hari ini sudah meringankan penderitaan orang lain, yang mana hal itu bermakna bagi diriku?". Baginya, jika hari ini ada satu orang yang terbantu karena kehadirannya di atas bumi ini, ia telah berhasil membangun makna hidupnya. Akan tetapi, jika ada satu orang yang merasa tersakiti karena dirinya, maka ia merasa bahwa ia memindahkan "salah satu batu penyusun makna hidupnya".

Prinsip kedua: ia selalu berupaya menjadi Murid Abadi. Ia sendiri heran mengapa ada sebagian orang yang merasa bahwa pendidikan hanya sebatas di bangku sekolah. Baginya, belajar itu bukan hanya kepentingan pribadi, tetapi bertujuan untuk mewujudkan prinsipnya yang pertama, yaitu membantu meringkankan penderitaan orang lain. Ia sendiri mengakui telah membangun kebiasaan membaca yang konsisten dan telah membaca lebih dari seribu buku.

Mendengarnya berbicara butuh kesabaran, karena ia kadang memotong pertanyaan dari orang yang bertanya. Akan tetapi, ia berbicara secara tepat sasaran, menjawab pertanyaan dengan ringkas. Ia juga terlihat sebagai seorang yang humoris, tidak enggan mendaratkan teori-teori sains mutakhir dengan kenyataan hidup harian.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun