Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pastor, Romo, Bruder, Frater: Apa Bedanya?

18 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 18 Mei 2022   08:17 22590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa pernah mengalami kebingungan membedakan nama-nama yang tertera pada judul ini? Memang kata sapaan bukanlah dogma yang harus diikuti secara mutlak. 

Suatu sapaan sangat dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial dimana seseorang hidup dan berkembang. Kendati demikian, tetap ada ciri mendasar yang tidak bisa diabaikan begitu saja. 

Pastor: (latin: "gembala"). Panggilan "Pastor" secara sempit ditujukan bagi para gembala umat, yakni imam (dan uskup) yang ditahbiskan secara sah untuk tugas penggembalaan tersebut. Para imam adalah kelompok yang lebih sering disapa demikian.

Romo: (jawa: "Bapa"). Sapaan "Romo" mengandung maksud yang sama dengan cara menyapa dengan kata "Pastor", misalnya: "Romo/Pastor Frans". Cara menyapa dengan kata "Romo" dimulai di daerah Jawa. 

Di beberapa daerah (seperti NTT), masih ada orang yang membuat distingsi antara "Pater (latin: Bapa)"  untuk para pastor dari tarekat atau kongregasi dan "Romo" untuk para pastor diosesan/projo. Padahal, sapaan "Pater" dan "Romo" adalah sapaan yang serupa dalam dua bahasa yang berbeda.

Dua nama sapaan di atas memiliki satu kesamaan yang mendasar yaitu adanya tahbisan yang sah pada pribadi yang bersangkutan. Sementara itu, bagi kelompok yang tidak tertahbis, berikut ini adalah sapaan yang lazim:

  • Bruder: (belanda: "Saudara"), merujuk pada kaum tidak tertahbis yang hidupnya dibaktikan bagi Allah (consecrated life).

  • Frater: (latin: "Saudara") ditujukan kepada para calon "Romo/Pastor" yang sedang menempuh pembinaan di Seminari Tinggi.

Dua nama sapaan yang terakhir ini memiliki ciri mendasar yakni: tidak/belum ditahbiskan. 

Pada hakikatnya, setiap orang beriman memiliki martabat yang sama. Imamat Khusus yang membedakan seorang imam (dan uskup) adalah imamat sebagai tugas pelayanan yang sah. Imamat Khusus ini memang hanya bisa diterima oleh kaum lelaki. 

Sementara itu, setiap orang beriman Kristiani (laki-laki dan perempuan) tetap memiliki "Imamat Umum", yakni partisipasi dalam tugas Kristus sebagai "Gembala yang Baik." Semoga pembedaan ini mampu membantu kita untuk semakin memahami makna setiap sapaan dengan baik.

NB: Nama-nama ini hanya ditujukan bagi laki-laki. Semoga kaum perempuan tidak merasa tersisihkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun