Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rosario dan Nama Maria: Peristiwa Mulia

3 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 11 Mei 2022   15:28 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

M: Muliakanlah Allah, Peristiwa Mulia

Peristiwa Mulia dapat dimaknai sebagai gambaran "ideal" (cita-cita) mengenai tujuan kehidupan manusia yang sejati yakni "Persatuan dengan Allah." Persatuan itu sudah dimulai di atas dunia ini dan (dalam terang iman) kita yakini sebagai tujuan utama hidup yang akan datang. Para mistikus merefleksikan adanya persatuan ini dalam setiap pengalaman hidupnya, entah apapun agamanya. Sementara bagi para ateis (suatu posisi moral, bukan rasional), persatuan itu diplesetkan menjadi "persetan".

Kini, baiklah kita merefleksikan rangkaian Peristiwa Mulia satu per satu.

  • Yesus Bangkit dari Kematian. Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Tuhan yang dikenangkan dalam Misa (khususnya Anamnese) merupakan inti iman yang saling menerangi satu sama lain. Kebangkitan tak dapat dimaknai tanpa sengsara dan wafat Kristus, sementara sengsara dan wafat Kristus memperoleh maknanya dalam peristiwa kebangkitan. Inilah inti iman Kristiani. Perjuangan hidup, sesulit apapun, bisa dimenangkan karena Yesus telah menang terlebih dahulu.
  • Yesus naik ke surga. Persatuan dengan Allah membutuhkan "meeting point" atau titik kumpul. Yesus jauh di mata tetapi dekat di hati. Yesus menyiapkan tempat bagi kita. Sementara itu, kita pada gilirannya mempersiapkan tempat bagi Tuhan di dalam hati kita. "Langit" adalah simbol cinta Tuhan yang mengatasi segalanya.
  • Roh Kudus turun. Roh Kudus adalah "esensi Allah". Ia menggerakkan, mempererat, menyatukan Gereja yang adalah persekutuan umat beriman. Dengan kata lain, kita hanya bisa menyatu secara erat dengan misteri penyelamatan Bapa dan Putera karena karya Roh Kudus. Kesatuan Allah menjadi inspirasi dan sumber kesatuan seluruh umat beriman. Bukankah Maria telah menjadi "Mempelai Roh Kudus" sejak awal kisah inkarnasi?
  • Bunda Maria diangkat ke surga. Nyanyian Pujian Maria (Magnificat) mengungkapkan iman Maria sebagai murid Kristus yang sejati. Bunda Maria menyatu dengan Putera Allah sejak Sang Putera dikandung di dalam rahimnya. Di mana Yesus berada, di situ pula Bunda-Nya berada. Doa Bunda Maria menarik kita semua pada Sang Putera, anaknya sekaligus Allahnya. 
  • Bunda Maria dimahkotai di surga. Gambaran ini adalah gambaran paripurna tentang keadaan "Berbahagia" karena melakukan kehendak Allah. Karya Allah tidak hanya mengatasi pikiran manusia, tetapi juga menyempurnakannya.

Marilah kita arahkan pandangan kita pada tujuan hidup sebagai orang beriman dan meletakkannya 5 cm di depan mata kita masing-masing. "Muliakanlah Tuhan dengan hidupmu", itulah pesan di akhir Misa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun