Inilah gambar didalam warung Nasi Pecel Mbah Godong Ponorogo, Jawa Timur Selasa, 26/11/2013 PKUnews, Ponorogo – Mbah Godong merupakan generasi ketiga penjual pecel harian, karena ia seorang pewaris utama dari kakek dan orang tuanya, bahkan sekarang sudah diturunkan kepada anak putri keduanya Marini (50) suami dari Tumiran (55). Nama pecel Mbah Godong diambil dari nama Mbah Godong itu sendiri putra kelahiran kota Ponorogo, JawaTimur 1945 wafat pada tahun1996, sebelumnya tidak punya nama apapun. Bahkan kalau dihitung dari awal berdiri pecel nya sudah lebih dari satu abad. “saya hanya pewaris generasi keempat dari mbah-mbah usaha pecel ini, Mbah Godong sendiri ia merupakan generasi ketiga daripadanya.” ujar Marini saat diwawancarai wartawan PKUnews, Ahad (24/11/2013). Mbah Godong mempunyai 6 orang anak empat orang putri dan dua orang putra. Semuanya ikut serta membantu Marini jualan pecel, bahkan yang menjadi karyawan-karyawannya adalah dari keluarga besarnya sendiri. Terangnya Marini ibu dari dua anak mengatakan kepada wartawan PKUnews “saya harus bangun tidur pukul 02:00 WIB malam hari untuk mempersiapkan bahan-bahan jualan pecel pagi hari”. Adapun waktu buka pecel mbah Godong dibagi menjadi dua bagian yaitu pagi hingga siang hari pukul 05:30-12:00 dan sore hingga malam hari pukul 17:00-22:00. Dari pukul 12:00-17:00 ini digunakan untuk mengolah bahan-bahan pecel untuk jualan di malam harinya.
“Waktu itu Andi Meraranggeng datang ke warung nasi pecel saya karena ia tahu dari resepsionis hotel Gajah Mada yang sering langganan sambal pecel, bahwa ada pecel yang enak dikonsumsi di Ponorogo yaitu pecel mbah Godong, tidak lama dari itu ia segera mengunjunginya dan mentraktir semua pelanggan yang ada ketika itu sebesar Rp. 300.000 bahkan sampai sambal pecel nya dibawa bekal pulang” ujarnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H