Ini lah photo Kasimun (40) saat sedang mencukur rambut Ahad, 24/11/2013 PKU news, Ponorogo – Kasimun (40) warga Desa Sekaran, Kecamatan Siman, Ponorogo, Jawa Timur seorang pencukur rambut yang tidak tahu keluh kesah akan segala perkara yang menimpanya, sejak ia duduk dibangku SD kelas 2 usia 8 tahun sudah ditinggal sang ibu tercinta, ia hidup anak semata wayang, semenjak SMP ia sudah memiliki keahlian mencukur rambut. “Saya mulai bisa memotong rambut ini ketika saya duduk di bangku SMP, setelah itu saya merantau pada usia 21 tahun ke Pekanbaru Riau untuk bekerja di pabrik kertas selama 5 tahun” Ujar Kasimun putra kelahiran Ponorogo 1973 saat diwawancari wartawan PKUnews, Kamis (20/11/2013). Kehidupannya penuh dengan kepedihan dan kesedihan, karena masa kecil sudah harus rela kehilangan orang yang paling disayanginya, disebabkan sakit liver/ kuningan yang menimpanya waktu itu hanya bisa berobat dengan obat-obatan tradisional karena himpitan ekonomi sehingga tidak dapat berobat ke rumah sakit. Banyak sekali pengalaman yang didapatkan dari masa merantau kerja ke pulau Sumatra bahkan sampai negara Malaysia kerja kuli bangunan walau hanya satu tahun disana. Masa ngembara yang dialaminya selama 7 tahun, paling lama di Pekanbaru, dan di Medan hanya 1 Tahun kemudian setelah itu pergi ke negri jiran selama satu tahun (ilegal tanpa visa dan pasport). Tegasnya. Pada usianya yang ketiga puluh tahun ia meminang seorang perempuan asal Desa Sekaran, sampai sekarang belum dikaruniai keturunan, akan tetapi tetap bersabar bahkan mengatakan kepada wartwan PKUnews “Pasti kalau orang yang sudah nikah rasanya risih apabila belum dikarunia anak, tapi bagi saya mau dikasih juga alhamdulilla, kalaupun tidak dikehendaki juga tidak apa-apa karena itu kan urusannya dengan yang maha kuasa”. Ketika masih lajang waktunya banyak dihabiskan untuk merantau mencari penghasilan untuk kehidupan begitu juga dengan sang istri yang pernah merantau ke negri Hongkong semenjak usia 17 tahun. Kasimun mengatakan “ kendala saya dalam menggeluti usaha memotong rambut hanya satu, pernah waktu itu di tempat saya mencukur sedang ramai dikrumuni orang minta dipotong rambutnya ada seorang anak dan bapaknya minta dicukur tidak mau bayar , dengan dalih dompetnya ketiggalan di rumah dan akan ia bayar esok harinya, saya tunggu sampai kemudian hari orang itu tidak kunjung datang, akhirnya dalam pikiran terbenak tidak mungkin orang itu jelas-jelas mau dicukur ga bawa uang, tapi saya terima saja dengan ikhlas”. “Kejujuran adalah kesaktian” itu lah sepenggal kata penuh makna yang diutarakannya pada saat diwawancari wartawan PKUnews, sepedih apapun penderitaan orang jujur pasti ia akan menemukan jalan yang luar biasa dahsyatnya dan hidupnya akan selalu tenang. Di perantaun dahulu bisa menghasilkan uang sehari semalam Rp.100.000 waktu itu masih belum krisis moneter jadi uang sebesar itu sama halnya seperti uang Rp.1000.000 sekarang, dan ternyata uang itu cepat habis tidak ada hasil nya, tapi sekarang dengan penghasilan satu hari meski hanya Rp.50.000 cukup untuk menapkahi istri dan membeli apa yang dimaui, karena setiap hari ditabungkan Rp.10.000, itu lah arti keberkahan dalam hidup karena mensyukuri apa yang dikaruniainya. Tegasnya. Ed. Rizqi Fauzi Yasin .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H