Mohon tunggu...
PKP INDONESIA
PKP INDONESIA Mohon Tunggu... lainnya -

Partai Keadilan & Persatuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bang Yos Satria Piningit ke-7 Ronggowarsito ?

14 Agustus 2012   12:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BILA masa pemilihan presiden (Pilpres) Indonesia sudah dekat, nama Raden Ngabehi (RNg) Ranggawarsita - pujangga keraton Kasunanan Surakarta - sering dijadikan bahan perbincangan maupun referensi warga Indonesia. Soalnya, ramalannya tentang kemunculan Tujuh Satrio Piningit yang akan memimpin negara 'bekas' kerajaan Majapahit (Negara Indonesia) - dianggap tepat. Sejak Indonesia merdeka, sudah ada enam tokoh yang tampil sebagai pemimpin wilayah 'bekas' wilayah Majapahit. Keenam pemimpin Indonesia tersebut dianggap sesuai dengan ramalan RNg Ranggawarsita. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: siapakah tokoh Satria Ke-7 yang akan tampil sebagai pemimpin Indonesia pada Pilpres 2014?  Mungkinkah, Bang Yos akan tampil sebagai Satria Ke-7 seperti yang diramalkan Raden Ngabehi Ranggawarsita? Harus diakui, selama hidupnya, Raden Ngabehi Ranggawarsita tak pernah mengenal nama Indonesia. Sebab, pujangga keraton yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 15 Maret 1802 itu telah meninggal 1873 (pada umur 71 tahun). Kendati demikian, karya-karya sastra RNg Ranggawarsita tetap menjadi perhatian publik hingga sekarang. Salah satunya adalah ramalan Tujuh Satrio Piningit yang akan menjadi pimpinan di ‘bekas’ wilayah Majapahit. Ketujuh satria itu disampaikan dalam bahasa Jawa yang penuh simbolik, yakni; 1.Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, 2.Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, 3.Satrio Jinumput Sumelo Atur,  4.Satrio Lelono Topo Ngrame, 5. Satrio Piningit Hamong Tuwuh, 6.Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, 7.Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Para Satria Piningit itu ditafsirkan banyak pihak sangat cocok dengan realitas tampilnya pemimpin Indonesia semenjak memperoleh kemerdekaan pada 1945: Soekarno ditafsirkan sebagai Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Soeharto ditafsirkan sebagai Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar. Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia dan pemimpin Rezim Orde Baru yang ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998. BJ Habibie ditafsirkan sebagai Satrio Jinumput Sumelo Atur. Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia. Berkuasa tahun 1998-1999. KH. Abdurrahman Wahid (Gus dur) ditafsirkan sebagai Satrio Lelono Topo Ngrame. Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame). Megawati Soekarnoputri ditafsirkan sebagai Satrio Piningit Hamong Tuwuh. Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh yang dimaksud ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia. Berkuasa tahun 2000-2004. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditafsirkan sebagai Satrio Boyong Pambukaning Gapuro. Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong / dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Banyak pihak yang menyakini tafsir dari tokoh yang dimaksud ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa ini dengan baik manakala mau dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Satria Piningit atau setidaknya dengan seorang spiritualis sejati satria piningit yang hanya memikirkan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga gerbang mercusuar dunia akan mulai terkuak. Mengandalkan para birokrat dan teknokrat saja tak akan mampu menyelenggarakan pemerintahan dengan baik. Ancaman bencana alam, disintegrasi bangsa dan anarkhisme seiring prahara yang terus terjadi akan memandulkan kebijakan yang diambil. Karena enam Presiden Indonesia yang tampil sejak kemerdekaan ditafsirkan cocok sesuai dengan ramalan RNg. Ranggawarsita, belakangan ini banyak menyebar tafsir bahwa satria ke-7 yang disimbulkan sebagai Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu disebut-sebut akan muncul melalui Pilpres 2014 nanti. Sementara nama-nama tokoh yang disebut-sebut layak dijagokan sebagai Calon Presiden 2014 sudah mulai santer dibicarakan, tak terkecuali nama Bang Yos – sapaan akrab Sutiyoso – yang kini menjabat sebagai Ketua PKP Indonesia. Yang menarik, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah, mengatakan, dari nama-nama yang sudah muncul untuk digadang sebagai capres dianggap belum ada yang layak dari segi latarbelakangnya. "Saat ini belum ada yang layak. Tapi menurut saya salah satu yang bisa diperhitungkan sebagai capres adalah Sutiyoso," ujar Iberamsjah kepada INILAH.COM, Jumat (6/7/2012). Wah, pernyataan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah, itu mungkin saja tidak ada salahhnya. Dan, jangan-jangan Bang Yos-lah yang akan tampil menjadi Satria ke-7 RNg Ranggawarsita yang disimbulkan sebagai SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU. Secara 'matematika politis', mungkin saja peluang Bang Yos menjadi Presiden RI ke-7 dianggap kalah kuat dengan tokoh lain yang didukung partai-partai besar dan memiliki dana besar pula. Namun kalau takdir telah digariskan oleh Sang Pencipta Alam, rumus politik bisa berantakan. [*/berbagai sumber]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun