Yogyakarta, Juli 2024 – Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), memperkenalkan prototipe alat inovatif bernama NGADEG, sebuah alat deteksi gangguan cara berjalan (gait deviation) yang menggunakan sensor giroskop dan teknologi deep learning. Proyek ini merupakan bagian dari PKM Karsa Cipta 2024 dan dikembangkan di Laboratorium Elektronika Dasar UGM.
Tim yang terdiri dari Fajar Naji Awanta, Avatar Fawwazthana, Ryan Krishandi, dan Kyla Lavinia, dengan Hafidh Husna sebagai ketua tim, bekerja di bawah bimbingan Bapak Ridwan Wicaksono, S.T., M.Eng., Ph.D. Mereka fokus pada pengembangan alat yang dapat mendeteksi gangguan cara berjalan yang sering dialami oleh pasien dengan penyakit seperti stroke dan Parkinson.
Berjalan, meskipun tampak sederhana, memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Gangguan dalam kemampuan berjalan dapat terjadi karena berbagai kondisi, termasuk gangguan saraf, gangguan kardiovaskular, dan cedera olahraga. Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup tetapi juga meningkatkan risiko jatuh dan cedera lebih lanjut, terutama pada usia lanjut.
Menurut penelitian, gangguan cara berjalan mulai meningkat secara signifikan pada usia 60-69 tahun dan risiko ini meningkat enam kali lipat pada usia 80 tahun. Menyadari pentingnya deteksi dini dan manajemen yang efektif, tim ini mengembangkan NGADEG sebagai solusi inovatif.
NGADEG menggunakan sensor giroskop untuk mengumpulkan data tentang pola berjalan pengguna, kemudian menganalisis data tersebut dengan algoritma deep learning untuk mendeteksi adanya gangguan. Dengan alat ini, diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih mudah mendiagnosis dan mencegah risiko yang berkaitan dengan gangguan cara berjalan.
Prototipe NGADEG diharapkan dapat menjadi terobosan dalam bidang kesehatan, memberikan solusi praktis dan efektif untuk manajemen gangguan berjalan, serta meningkatkan kualitas hidup para penggunanya. Tim berharap alat ini dapat segera diuji coba dan dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaan klinis yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H