Dewasa ini, kanker menjadi salah satu masalah yang masih belum terpecahkan penyelesaiannya. Salah satu terapi yang sering digunakan dalam melawan penyakit kanker adalah kemoterapi. Meskipun kemoterapi tergolong menjadi metode yang baik dalam pengobatan penyakit kanker, tetapi masih memberikan efek samping yang tidak nyaman, salah satunya adalah gangguan pada saluran pencernaan. Kondisi ini dapat kita temukan di rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja (YKAKJ) dimana anak-anak sering sekali mengalami gangguan pencernaan. Hal tersebut bedampak pada menurunnya nafsu makan, pola makan yang tidak teratur dan ketidak teraturan dalam mengkonsumsi obat. Anak akan cenderung menolak bahkan menangis untuk menghindari aktivitas makan. Selain itu, lamanya pengobatan kemoterapi berdampak pada perubahan suasana hati yang sangat ekstrim sehingga menyebabkan anak-anak sulit sekali termotivasi untuk mau mengikuti kegiatan belajar, serta anak-anak kurang memiliki waktu untuk melakukan kegiatan yang dapat memotivasi mereka untuk sembuh. Kondisi di atas semakin diperburuk oleh minimnya pengetahuan anak terhadap pentingnya menjaga pola makan dan kewajiban mengkonsumsi obat secara teratur sehingga berakibat pada kurangnya kesadaran akan asupan gizi penting yang membantu proses penyembuhan.
Berbagai permasalahan yang terjadi di YKAKJ memunculkan ide dalam menumbuhkan gerakan kepedulian melalui Program Kreativitas Mahasiwa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) untuk memodifikasi perilaku anak-anak penderita kanker dalam hal mengatur pola makan, minum obat, dan mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan metode Token Economydalam bentuk “Loker Pohon” yang disingkat dengan nama “KEPO”. Program ini dipelopori oleh tim PKMM Universitas Sanata Dharma yang beranggotakan Gregorius Kevin Besari (Farmasi 2013), Bella Fitria Tami (Teknik Informatika 2013), Yohanes Davin Dwiatmoko (Psikologi 2013), Vania Jessica Ongkers (Farmasi 2013) dan C.F. Adhipandito (Farmasi 2014) dengan bimbingan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
Berdasarkan hasil pretest dan postest yang diberikan kepada orang tua, menunjukkan peningkatan 7% dari segi pola makan sehat dan teratur yaitu 69% menjadi 76%, lalu dari segi ketaatatan minum obat meningkat 10% dari 69% menjadi 79%, serta dari segi keinginan untuk belajar meningkat sebesar 7% dari 61% menjadi 68%. Hal ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan motivasi anak untuk sembuh dan sehat, untuk mengikuti kegiatan bersekolah serta bertambahnya pengetahuan akan pentingnya makan makanan bergizi, kewajiban mengkonsumsi obat secara teratur dan sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H