Mohon tunggu...
PKM GFT Fuellution
PKM GFT Fuellution Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Tim PKM GFT IPB 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Direct Air Capture (DAC) dalam Gagasan Fuellution: Solution for Fuel and Pollution - Kawasan Industri Pengubah Polusi menjadi Energi

22 November 2023   12:15 Diperbarui: 22 November 2023   12:32 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

Kelompok mahasiswa PKM-GFT IPB University dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam menerapkan teknologi Direct Air Capture (DAC) yang dimodifikasi dalam gagasan "Fuellution: Solution for Fuel and Pollution - Kawasan Industri Pengubah Polusi menjadi Energi". Gagasan ini dibuat untuk menjadi salah satu solusi dalam mengatasi persoalan polusi udara yang semakin mengkhawatirkan dan mengatasi kurangnya bahan bakar yang tersedia di alam. Gagasan ini diikutsertakan dalam kegiatan PIMNAS 36 yang akan diselenggarakan di Universitas Padjadjaran, Bandung pada tanggal 26 November hingga 1 Desember 2023.

Polusi udara merupakan bahaya utama pada lingkungan yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan merupakan penyebab utama kematian dan morbiditas di seluruh dunia. Kawasan industri merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan polutan udara terbesar. Semakin banyaknya penduduk Indonesia membuat permintaan pasar menjadi terus meningkat, akibatnya terjadi peningkatan jumlah industri dan penggunaan bahan bakar. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan polusi hingga dapat menyebabkan perubahan iklim. Fuellution merupakan suatu model kawasan industri yang mampu menjawab permasalahan tingginya polusi di udara, climate change, dan kurangnya bahan bakar yang tersedia di alam.

Penerapan kawasan fuellution ini dilakukan dengan membangun tower-tower yang disebut air filtration towers. Tower ini dapat menyerap dan memisahkan polutan serta mengeluarkan udara bersih kembali ke lingkungan. Polutan yang terkumpul kemudian di bawa ke ruang bawah tanah untuk di konversi menjadi bahan bakar yang dapat digunakan dalam rumah tangga. Teknologi yang digunakan dalam tower ini adalah direct air capture yang dimodifikasi dengan teknologi nano.

Prinsip kerja dari DAC dapat dibagi menjadi tiga proses. Pertama kipas akan menarik udara dari atmosfer. Kemudian, udara tersebut akan melewati adsorben yang mengambil dan mengumpulkan polutan baik dalam bentuk gas maupun cair. DAC kemudian memanaskan material filter tersebut untuk melepaskan polutan yang ditangkap. DAC akan menghasilkan dua keluaran utama berupa udara yang bebas dari polusi dan polutan yang ditangkap. Adsorben yang digunakan dalam teknologi DAC ini berteknologi nano dengan modifikasi gugus fungsi sehingga dapat secara spesifik menyerap satu jenis polutan dan memisahkan polutan tersebut. DAC ini juga dilengkapi dengan sistem sensor CO2 MQ-135 untuk mengatur kemampuan penarikan CO2 dari atmosfer.

Penggunaan teknologi DAC dalam dunia industri ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi baru yang dapat digunakan untuk mengurangi polusi di udara dan climate change, sekaligus menjadi solusi atas kurangnya bahan bakar yang tersedia di alam. Kelompok PKM-GFT IPB University terdiri dari Seliani Fitria Mukti, Faris Adam, dan Aulia Ardhian Ayuningtyas, dengan dosen pembimbing yaitu Syaefudin S.Si., M.Si., Ph.D.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun