Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Selama KKN, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di kampus dalam situasi dunia nyata. Bagi sebagian mahasiswa, KKN bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Ketika kebanyakan Mahasiswa KKN melakukan proker-proker yang sudah sangat biasa dan terbilang umum seperti Desa Bersih Sampah, UMKM, Pengajuan Lebel Halal, BPOM, Memberikan Program Bimbingan Belajar Gratis, Program Perlombaan Cerdas Cermat, Mengasah Keterampilan Membaca dan Menulis Al-Qur'an, dll.Â
Mahasiswa KKN/PkM-BR Universitas Al Falah Assunniyah Kencong Posko 06 malah mengusung Program Kajian Kitab Alfiyah Ibnu Malik  yang memang belum pernah direalisasikan oleh mahasiswa KKN manapun sebelumnya. Anehnya lagi mahasiswa PkM-BR Posko 06 melakukan program tersebut di pondok pesantren yang mana notabene nya memanglah gudangnya ilmu, namun hal tersebut tidak membuat mahasiswa KKN dari posko 06 berkecil hati, karena program yang mereka sosialisasikan tersebut mendapat respon baik dari kyai Samsul, pengasuh pondok pesantren Roudlotus Sholihin, dimana beliau sangat senang dan mendukung penuh terhadap kajian tersebut.Â
Kyai Samsul sendiri ingin para santrinya bisa saling sharing ilmu dengan teman-teman mahasiswa KKN UAS Kencong, beliau juga senang karena mahasiswa KKN posko 06 merupakan mahasiswa dari kampus Universitas Al Falah Assunniyah yang memang merupakan kampus berhaluan Aswaja.
Selain proker posko 06 ini belum pernah ada yang merealisasikan di mahasiswa KKN sebelum-sebelumnya, kajian kitab Alfiyah juga terbilang kitab ilmu alat yang cukup sulit pembahasannya karena terdapat pembahasan atau keterangan-keterangan yang sangat rinci dan luas.
Masrukhin Ubaidillah, salah satu anggota posko 6 yang memiliki tugas mengisi Kajian Kitab Alfiyah Ibnu Malik, menuturkan, "Awalnya Posko 06 kami membawa program Seminar Kitab Akhlak, yang meliputi kitab Khuluquna karya Habib Umar bin Hafidz dan Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghozali. Lalu diklat Haidh khusus Bagi santri putri. Namun begitu terkejutnya kami ketika sowan kepada pengasuh pondok, Kyai Samsul, untuk mensosialisasikan program kami tadi, kyai Samsul meminta secara langsung kepada kami untuk menambah kajian kitab alfiyah Ibnu Malik, jadi awalnya kami menolak karena Kajian kitab Alfiyah tersebut sudah di isi langsung oleh kyai Samsul sendiri, kami merasa cangkolang (suul adab) kepada beliau, namun karena beliau tetap kekeh meminta kami untuk menambah kajian tersebut, dengan berat hati kami menerimanya sekaligus merupakan suatu kehormatan bagi kami karena bisa mengisi kajian kitab yang sebelumnya memang diisi langsung oleh beliau. Dari sanalah kami musyawarah bersama kordes kelompok, Muhaimin Asrori, terkait kajian tadi, lalu akhirnya  kordes menunjuk saya untuk mengisi kajian tersebut"
Muhaimin, selaku kordes Poskon 06 Dorogowok juga menuturkan, "ini merupakan suatu tantangan dan kehormatan tersendiri bagi Posko kami, karena memang belum pernah ada sejarahnya mahasiswa KKN mengisi kajian kitab Alfiyah, di pondokan lagi. Gimana yaa.. Kaya masuk ke kandang macan aja gtu, soalnya kan di pondok memang tempatnya kajian-kajian kitab. Jadi bagi kami, ini juga menjadi ajang uji kepercayaan dan keoptimisan kami sebagai seorang mahasiswa yang profesional, juga sebagai bentuk tanggung jawab kami untuk mengharumkan nama almamater UAS Kencong". (Muhaimin Asrori)
