HUBUNGAN ADAM DAN MANUSIA BERDASARKAN GENETIKA
Pada awal abad ke-20, geliat keilmuwan barat mulai bangkit. Berbagai teori baru mulai  bermunculan, baik tentang realita kejadian alam raya, maupun pengetahuan baru di bidang kedokteran, astronomi, ilmu pasti, teknologi dan lainya.Â
Bagi mereka yang terbuka pemikiranya dan objektif, maka mereka akan menerima kebenaran bahwa segala sesuatu yang ada karena diciptakan oleh zat yang Maha Besar dan Maha Kuasa.Â
Namun bagi mereka yang tertutup hatinya akan kebenaran, maka baginya fenomena alam hanyalah kebetulan saja tanpa campur tangan sang pencipta.
Didalam Al-Qur'an telah dijelaskan tentang proses penciptaan manusia, telah di ketahui bahwa cikal bakal manusia berasal dari pertemuan sperma dan sel telur yang kemudan tumbuh dalam rahim. Namun adakah yang mengetahui dari manakah asal nenek moyang manusia diciptakan?
Asal Mula Penciptaan Adam
Di dalam surat Ali Imran, ayat 59 Allah berfirman: "Sesungguhnya misal (penciptaan Adam). Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah" (seorang manusia) maka jadilah dia". Ketika banyak orang menanyakan tentang proses kelahiran nabi Isa yang lahir tanpa pembuahan sperma, maka Al-Qur'an menjawab, bahwa Isa di ciptakan sama halnya dengan Adam, yaitu dari tanah/sari pati tanah.Â
Allah telah berfirman dalam surat Al-Fatir, ayat 11 : "Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan laki-laki dan perempuan".
Oleh karena itu, manusia memiliki sifat dan karakter yang sama halnya dengan tanah. Diantara manusia ada yang memiliki sifat lembut dan suka memberi, selayaknya tanah yang subur dan membawa manfaat.Â
Namun ada juga manusia yang hatinya keras dan kering, bagaikan tanah yang tandus dan tidak memberi kehidupan. Sebab itlah yang menjadikan bapak moyang kita bernama Adam, karena ia berasal dar Adim berarti kulit bumi. Mengapa Adam harus berasal dari tanah?Â
Ya, karena dengan begitu manusia akan ingat asal mula kejadianya, yaitu tanah yang berada dibawah, agar manusia tidak menjadi sombong , karena tanah tidak pernah berada di langit.Â
Dari itu pula, manusia dapat memberi manfaat bagi sekitarnya, selayaknya tanah yang subur yang dapat menumbuhkan tanaman.