Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pengalaman Malam Kajeng Kliwon di Bali

17 September 2022   15:40 Diperbarui: 17 September 2022   16:06 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam di  Lovina Singarajqaadalah Malam "Kajeng Kliwon" "paling nyaman" bagiku selama saya traveling di Bali.

Malam "Kajeng Kliwon" adalah saat mistis, angker, saat kekuatan hitam keluar. Mirip "Malam Jumat Kliwon" di Jawa. Bahkan pada 2019 dibuat film horornya yang sudah kutonton "Kajeng Kliwon" yang diperankan Amanda Manoppo tentang kekuatan Leak. Konon sekarang lagi dibuat lagi film berjudul serupa yang diperankan Mayang, adik almarhum Vanesa Angel.

Kehidupan Bali dengan "Sekala Niskala" ("yang tampak dan yang tak tak tampak," the seen and unseen)  memang memiliki dimensi supranatural. Itu bagian dari budaya Bali. Wisatawan harus paham ini. Menghargai kepercayaan setempat. Mulai dari yang kecil, seperti tidak menginjak canang (sesajen) yang biasa ditaruh di pinggir jalan, terutama di depan tempat usaha. Respect local tradition. 

Saya punya pengalaman menyeramkan  tentang Malam Kajeng Kliwon di Bali... yang ingatan tentang itu masih terbawa hingga sekarang. Tahun lalu pada puncak  pandemi Covid-19 saya "solo traveling" menjelajah Bali seorang diti selama 5 bulan (Juli - November 2021). Saya bukan indigo yang dapat melihat hal-hal yang ghaib, tapi terkadang "merasakan ".

Sejak "diganggu" saat malam Kajeng Kliwon ketika menginap di Sanur dan Ubud tahun lalu, jadi "trauma" dan saya selalu menghindari menginap di hotel yang sepi, sedikit tamunya (terlebih bangunan lama) pada malam itu.

Saat ini saya sedang menikmati traveling di Pantai Lovina di Singaraja. Ternyata atmosfir Singaraja, Bali Utara memang beda. Buktinya semalam saya "having good time" dengan hang out di 2 cafe yang bersebelahan di Jl Pantai Binaria : Giziz Cafe, lalu setelah live musicnya selesai jam 12 malam, pindah ke cafe sebelahnya Poco Lounge Bar. 

Di Giziz cafe, kawanku vokalis "Crazy Boys" bli Putu Indra begitu "menjiwai" menyanyikan lagu basa Bali "Ogoh-ogoh" yang mengisahkan arak-arakan Bhuta Kala pada malam menjelang Tahun Baru Nyepi. Dengan suara yang menggelegar menirukan suara Bhuta Kala (bikin merinding mendengarnya), lagu ini cocok sekali dinyanyikan pada malam Kajeng Kliwon. Menurutku versi cover penyanyi kafe ini lebih ekspresif dibanding versi aslinya...


Satu jam di Poco Lounge Bar,  lagu pamungkasnya adalah favoritku "Welcome to My Paradise" (Steven & Coconut Treez, 2005). Dinyanyikan secara atraktif oleh vokalis Didi dari grup "Double D Akustika". Pulang berjalan kaki ke hotel dan tiba di kamar jam 1 dini hari. Tak ada yang aneh dan bikin bulu kuduk berdiri saat saya seorang diri berjalan di jalan yang sepi. Lobby Binaria Museum Hotel tempat menginap cukup terang.

 Hanya ada 1 yang aneh, ketika masuk hotel, si Putih, anjing hotel yang biasanya jinak padaku, terlihat panik dan menggonggongiku sampai harus dilerai oleh staf hotel yang jaga malam. Dalam hati saya berpikir "Oh, ada yang ngikut". Lalu berdoa.    Tidak merinding memasuki kamar seorang diri. Tidur nyenyak sampai pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun