Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Belajar Ketabahan dari Fans MU

1 September 2022   00:42 Diperbarui: 1 September 2022   00:49 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai fans Liverpool, saya BELAJAR arti kesabaran, ketabahan dan kesetiaan dari fans "seteru abadi" Liverpool  (The Reds) yaitu fans Manchester United (Red Devils) yang biasa disebit "Manchunian".

Sejak ditinggal Sir Alex Fergusson pada 2013, MU terpuruk. Walau berganti2 pelatih tapi performanya tak pernah konsisten bagai "roller coaster"... tentu saja ini 'menyiksa" fans setianya yang terbiasa dengan kejayaan "Manchester Merah".

Kekecewaan demi kekecewaan mereka rasakan... pil pahit demi pil pahit mereka telan... selama 9 tahun ini. Suatu periode "puasa gelar" EPL yang cukup panjang bagi  langganan juara ini.

Belakangan ini fans MU adalah fans bola yang paling sering di-bully dan dicemooh fans tim-tim saingannya. Terkadang senyum pahit melihat berbagai celaan dan parodi pada mereka. Sebagian fans reaktif menyerang balik, ada yang diam saja, pasrah. Di sinilah "ketabahan" para fans MU itu.

Di awal musim ini, saya menjadi saksi "kebangkitan" Red Devils di bawah pelatih baru asal Belanda: Erik ten Hag. Khususnya saat MU mengalahkan tim dukunganku Liverpool di Old Trafford 2-1. 

Saya kecewa dengan hasil itu, tapi menilai MU layak menang. Dalam pertandingan itu mereka bermain lebih baik dari The Reds. Saya bukan fans fanatik yang tak bisa menerima kekalahan. Dalam menonton sepakbola, saya cenderung bersikap "May the better team win".

MU kini lagi "di atas angin". Sesudahnya menang lagi di partai tandang lawan Southampton. Saya tak tahu apakah prestasi ini konsisten atau seperti sebelumnya "angin anginan" yang memberi "harapan palsu" bagi fansnya.

Saya ikut senang dengan kelegaan dan optimisme fans MU... yang sabar  menanti "kebangkitan prestasi" ini. Semoga kesabaran mereka berbuah manis. "Glory glory Man United".

Dukungan saya pada fans MU sebagai "musuh bebuyutan" Liverpool, bukanlah "pengkhianatan" pada klub dukungan saya itu... apalagi "berpindah hati".

Hati saya masih pada Liverpool dan saya percaya pelatih brilyan Juergen Klopp dapat segera membangkitkan Liverpool. Saya mendukung statemen mantan pelatih Liverpool selama 1959-1974, Bill Shankly "Jika kau (fans) tak dapat mendukung kami (tim Liverpool) ketika kami kalah atau seri, jangan dukung kami ketika kami menang". You'll Never Walk Alone (YNWA)

*Pandji Kiansantang, 1 September 2022 dini hari

**Tulisan ini didedikasikan pada sahabatku... fans MU sejati : Endang Kamajaya Saputra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun