Lagi santai dengan istri di Kafe Glass, Rawamangun pada Jumat siang ini, sekelompok emak-emak masuk "menyerbu" dan duduk di meja sebelah. Suasana yg tadinya tenang seketika menjadi riuh rendah.
Tanpa bermaksud nguping dan kepo, tapi cerita seru dan tawa lepas mereka sulit untuk tak terdengar. Tadinya merasa terganggu, tapi akhirnya kita berdua fine aja. Kafe adalah "ruang publik"... tempat untuk "berbagi" dengan orang2 lain. Kita perlu tenggang rasa dan beradaptasi dengan perubahan suasana lingkungan.Â
Saya senang melihat orang-orang yang bergembira ria dengan besties-nya... sejenak melupakan beban dan masalah hidup mereka. Â Mungkin "ngopi cantik" sambil kongko adalah cara Emak-emak ini untuk "healing" .Â
Lucunya pas seminggu lalu (Jumat 17 Juni) pada jam yang sama, saya sendirian duduk di kafe ini untuk fokus mengedit Buku-kecil "Kiat Sukses Silaturahmi Era Milenial" yang alhamdulillah selesai, dicetak malamnya, dibawa ke Ciawi dan dibagi di HBH Pandji (19 Juni 2022).Â
Ketika itu di depanku duduk 3 sahabat mahasiswi yang  membuat "drama" menangis dan curhat, ribut gegara cowok. Saking dramatisnya, saya yg duduk di depan meja mereka teralihkan perhatiannya dan malah menulis tulisan "Kisah Sedih Remaja Milenial". Melihat orang yang bersedih dan konflik menyedot energiku : bad vibes is a moodsuckerÂ
 Let they enjoy theirselves. Happy people create good vibesÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H