Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Sedih Masa SMP @ Reuni

5 Juni 2022   16:52 Diperbarui: 5 Juni 2022   17:01 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

38 tahun sesudah lulus SMPN 1 Cikini pada 1984, bertemu lagi di Melly's Garden, Kebon Sirih. 

Karena saya kurang berinteraksi mereka setelah lulus, begitu banyak wajah yang kurang kukenali. Ada yang wajahnya samar2 kukenali namun namanya lupa. Ada yang nama panggilannya kuingat agak ingat tapi lupa orangnya. 

Tapi ada "familiar faces", khususnya alumni SMPN 1 yang dulunya sama2 bersekolah di SD Besuki. Ada yang dulunya Ketua Klas sekarang jadi saudara karena perkawinan (kakak sepupu istriku). Ada yang dulunya "selebriti sekolah" dan kini masih berpenampilan seperti itu.

 Kubertanya pada diri sendiri  kenapa kenangan lama di SMPN 1 itu tidak secemerlang kenanganku di UI, SMA Sumbangsih, bahkan di SDN 01 Besuki. Sebetulnya masa sekolahku di SMP itu baik2 saja. Prestasi belajarku baik. Memang tak ada kenangan cinta remaja di sekolah karena aku "telat beger" : baru pacaran menjelang lulus kuliah di UI. 

Bahkan ada kebanggaanku menjelang lulus SMP... suatu prestasi yang tergolong "luar biasa" : menulis Buku "ISLAM DI INDONESIA"... Suatu tinjauan komprehensif sejarah Islam di nusantara dari berbagai aspek (Islam sebagai Agama, Sistem Politik, sistem hukum, Budaya). Saya riset medalam selama 3 bulan sebelum kenaikan klas.

 Tahun 1984 di saat belum ada internet, saya mencatat data-data di Perpustakaan Nasional, Museum Nasional dan perpustakaan sekolah yang gelap - yang "merusak" mataku sehingga membuatku harus pakai kacamata. 

Ketika Buku dalam ukuran folio yang dijilid itu akhirnya selesai, betapa puasnya diriku. 1 eksemplar buku itu kuserahkan sebagai kenang2an ke Wali Klas Pak Koes dan 1 untuk Perpustakaan SMPN 1. Beberapa bulan kemudian hak cipta buku itu kujual pada Penerbit. Ya, pada tahun 1984 di usia 16 tahun, saya telah menjadi PENULIS yang bukunya dibeli oleh penerbit. Ada rasa kebanggaan mampu MENELADANI jejak Papa, H. Pandji Denny (saat itu pejabat tinggi Depnaker RI) yang telah menulis Buku "AGAMAKU ISLAM". 

Ternyata setelah itu hidupku tidak sama lagi... Diriku menjadi "besar kepala", merasa dapat cari uang sendiri sehingga menjadi "pembangkang" di sekolah dan di rumah. Masa SMA-ku bukan kehidupan pelajar biasa, tapi penuh dinamika : ditempuh 3 sekolah (SMAN 68 Salemba, sekolah malam TMD di Menteng dan SMA Sumbangsih di Setiabudi) sebelum akhirnya insyaf dan fokus belajar pada akhir klas 3. "Happy ending" menjadi Juara Umum sekolah dan satu2nya siswa yang lolos ke UI. 

"Prestasi" menulis buku di klas 3 SMP harus "dibayar" dengan menjauhkan diri dengan teman2 SMP. Saat mereka bergaul ria, diriku berkutat sendirian di perpustakaan tua untuk membaca buku-buku lama. Setelah kupikir-pikir ternyata AKAR PENYEBAB "ketidakbahagiaanku' selama di SMP adalah peristiwa traumatis : peristiwa perkelahian dengan sahabatku sejak di SD Besuki.

Gara-garanya kelihatannya "sepele", lagi bercanda, ia mengatai-ngataui orangtuaku (sebenarnya itu gaya becanda ABG saat itu). Mungkin karena lagi badmood, saya tidak terima dan langsung menonjoknya, lalu kami berkelahi di depan klas di lantai gedung SMPN 1. Akibat tersulut emosi ("sumbu pendek") persahabatan kami putus... sesuatu yang kusesali hingga kini. Sejak itu kebiasaanku sejak klas 6 SD suka BERKELAHI (jagoan-jagoanan), berhenti. Kapok, insyaf.. Hingga sekarang, saya TAK PERNAH berkelahi fisik lagi... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun