Ada 2 jenis penggemar sepakbola di dunia : 1) Fans klub / tim tertentu 2) Penonton "netral"
Arti Fans adalah  penggemar atau pengagum. Fans ini terkait dengan kata Fanatik seperti "Fanatisme klub". Kata "fanatik" sebenarnya berasal dari bahasa Latin "fanaticus", yang dalam bahasa Inggris diartikan: frantic atau frenzied. Artinya, gila-gilaan, kalut, mabuk, atau hingar-bingar
Hanya sedikit saja penonton bola yang "berpikir jernih" dan mampu bersikap obyektif. Pandangan mereka "May the Best team Win". Karenanya mereka lebih apresiatif dan menikmati pertandingan, apapun hasilnya.
 Bagi mereka hanya ada 2 macam pertandingan. Yang mereka sukai adalah laga yang seru, kedua tim agresif menyerang sehingga jual beli serangan dan terjadi "hujan gol". Yang mereka benci adalah pertandingan yang monoton, membosankan, apalagi jika berakhir  kacamata tanpa gol : draw kosong - kosong. Bagi mereka ini sama saja buang-buang waktu 1,5 jam.Â
Jadi yang dipentingkan adalah "kualitas pertandingannya", bukan siapa yang menang, siapa yang salah. "Enjoy the game" itulah karakter "Penonton Netral".
 Mayoritas "gibol" (gila bola) atau "football mania" adalah Fans klub / tim tertentu. Berdasarkan tingkat "fanatisme"nya Fans dibagi 2 : garis keras (ultra, militan) dan yang moderat (mayoritas).
 Kebanyakan ulah di dunia sepakbola adalah perbuatan fans "garis keras". Satu dekade lalu dikenal dengan fenomena "hooliganisme". "Ultras" adalah sebutan bagi kelompok suporter sepak bola yang cenderung fanatisme dan ekstremisme dalam memberikan dukungan bagi klub sepak bola tertentu. Terkadang ultras juga dapat disebut dengan "hooligan", tetapi istilah ini lebih dekat ke budaya sepak bola Inggris.Â
Mencaci maki (mem-bully) fans klub lain, terutama rival adalah hal biasa. Contohnya di kalangan fans Liga Inggris dipakai sebutan celaan bagi tim rival mereka : Loser-pool, MU-nyuk, Chel-shit, Arsen-dal, dll.
Perkelahian antar fans, bukan hanya terjadi di dalam stadion selama pertandingan, tapi juga di luar. Di Eropa sering terjadi perkelahian di bar antar fans yang mabuk.Â
Fanatisme hooligans juga menumpahkan darah. Tragedi Heysel pada 1985 Â menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 600 orang. Kejadian itu diawali dengan perkelahian massal hooligan Liverpool melawan Tifosi Juventus.Â