Ketika aku lahir di Bandung di akhir tahun 1968, Opa (dari Mama) yang hoby main kartu Bridge (sering juara tingkat lokal) Â menyarankan agar aku diberi nama "Joker" sesuai nama kartu bergambar pelawak di permainan yang digandrunginyaÂ
 Papa yang saat itu masih muda memberi nama Johny... kuduga dari nama Whisky terkenal dan mahal. Akhirnya, namaku normatif : "Pandji Kiansantang" (kalau saya sakit-sakitan waktu kecil, pastilah namaku diganti karena "keberatan nama".Â
Sesuai tradisi keluarga Papa yang berasal-usul dari Banten, "Pandji" (artinya "Lambang") sebagai "nama keluarga" (fam) ditaruh sebagai nama depan untuk semua anak pria. Nama pribadiku adalah "Kiansantang" yang diambil dari nama "Batalyon Kiansantang" di Divisi Siliwangi  merujuk pada pengalaman berjuang Papa pada Revolusi Indonesia (1945-1949).Â
Jadi namaku "Pandji Kiansantang" mengandung harapan luhur orangtua : "Lambang Perjuangan".. ingin agar anaknya cinta  tanah air dam punya "semangat 45".Â
Uniknya nama panggilanku dari "Kiansantang", bukan "Kian", tapi  "Kenny"... yang berasal dari merk Rokok Putih produk Amerika favorit Papa (beliau adalah perokok berat, baru berhenti merokok total setelah terkena serangan jantung)Â
Jadi namaku... terombang-ambing antara Kartu Bridge, Whiskey dan Rokok... pengaruh lifestyle Barat pada generasi orangtua kita. Bersyukur saya tidak menjadi perokok, peminum atau penjudi. Alhamdulillah.Â
Alfatihah untuk Papa dan OpaÂ
 *Retrospeksi Pandji Kiansantang, 19 September 2021di Denpasar, BaliÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI