Ketika Shio Monyet memberi makan Monyet... Buah Pepaya yang kubeli di Denpasar kemarin alih-alih kumakan sendiri di hotel, ku-sedekahkan pada monyet-monyet ("Jogog "dalam basa Bali kasar dan "Wanara" dalam Basa Bali Halus) yang kelaparan.Â
Mereka berasal dari "Mandala Suci Wenara Wana" yang lebih dikenal sebagai "Monkey Forest" di sebelah hotel. Karena PPKM di Bali, lokasi wisata itu ditutup. Tadinya para monyet yang "berbahagia" karena selain dapat makanan dari pengelola, juga sering dapat makanan yang dibawa oleh turis.Â
Tiadanya turis berarti hilang pula "extra meal" sehingga monyet2 yang "KELAPARAN" (kasihan) Â sering menyeberang ke hotel untuk memakan apapun : buah kelapa, padi di sawah, tanaman hias sampai mengorek-ngorek tempat sampah. Ada juga yang nakal ke kamar hotel untuk mencuri makanan.Â
Biasanya monyet2 yang meng-invasi itu dihalau dengan galah panjang oleh karyawan hotel, bahkan oleh Owner hotel. Penyebabnya ada tamu hotel yang takut dengan keberadaan satwa liar itu.
Setelah 3 X ke Ubud, saya belajar bahwa tabiat Monyet di lokasi ini BEDA dengan monyet2 "nakal" di Uluwatu (yang suka menjambret kacamata atau HP pengunjung dan untuk "memeras" dengan ditukarkan makanan). Monyet2 Monkey Forest lebih "beradab" (civilized). Mereka hanya kelaparan.Â
Perlu NYALI LEBIH untuk memberi makan dan mendokumentasinya dalam JARAK DEKAT. Alhamdulillah para monyet itu merasakan "Niat baik-ku" untuk berbagi, sehingga saya tidak dijahili apalagi "diserang". Â Sebagai penyayang binatang (animal lover), senang bisa membuat mereka kenyang dengan makanan bergizi (buah segar)
...
 *Pandji Kiansantang, H2 Ubud, Minggu, 8 Agustus 2021 sore @ Ubud Tropical Garden hotel di depan kamarku menginap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H