Bercita-citalah "Menjadi Kaya raya yang Beramal Jariyah"...Â
Setiap Muslim seharusnya kaya sejahtera karena banyak amal ibadah perlu dana, seperti : Zakat Mal, Umrah dan Naik Haji. Semakin berharta, semakin besar potensi untuk beramal ibadah.Â
Tapi Kaya Raya saja tidak cukup. Sebagaimana Sabda Nabi "Khairunnas anfa uhum linnas" (Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain). Kekayaan itu harus memberi MANFAAT untuk Orang lain. Muslim kaya yang naik haji berkali-kali atau ikut Umrah Ramadhan pada setiap tahunnya hanya berguna untuk dirinya. Sikap mementingkan diri dan keluarga sendiri seakan-akan ingin "Masuk Surga sendirian" BUKAN termasuk "manusia terbaik" yang disebut Nabi.Â
Yang paling utama adalah Harta yang digunakan untuk kepentingan umat, menjadi AMAL JARIYAH, yang pahalanya terus mengalir walaupun kita sudah wafat. Contoh utama Amal Jariyah adalah Membangun Masjid yang DIBUTUHKAN dan memberdayakan umat. Nabi SAW bersabda : "Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di Surga." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).Â
Masjid yang dibangun dengan rasa cinta  dan "dimakmurkan" jamaah yang shalat, membaca Al Qur'an, i'tikaf Ramadhan, serta kegiatan amal ibadah dan muamalah (hidup bermasyarakat).Â
"Safari Ramadhan" tahun ini yang kulakukan ke sejumlah masjid menghasilkan INSPIRASI, khususnya dari Masjid "Kubah Mas" Dian al-Mahri di Depok dan Masjid "Taj Mahal" Ramlie Musofa di Sunter, Jakarta Utara. Keduanya adalah karya amal jariah hartawan muslim yang menghasilkan masjid cantik, fenomal dan ramai diziariahi jemaah untuk beribadah.
 Itulah makna "Kaya Raya yang Beramal Jariyah" yang termasuk "Manusia Terbaik".Â
*Renungan Silaturahmi Idul Fitri oleh Pandji Kiansantang pada keluarga besar H. Pandji Denny dalam Halalbihalal (HBH) pada Jum'at, 2 Syawal 1442 H (14 Mei 2021)Â