Antara Masjid, Makam, dan Mall

Antara Masjid, Makam dan Mal... 3 M yang BEDA nasib di bulan Ramadhan gegara pandemi... 

Pemprov DKI menutup 82 TPU mulai hari ini sampai H+3 Lebaran. Mengapa pemakaman ditutup? Padahal MAKAM adalah tempat yang PALING AMAN pada masa pandemi. Outdoor dan lahannya luas, jadi tidak mungkin terjadi kerumunan (peziarah akan ke makam keluarganya masing2 yang jaraknya cukup jauh dengan makam2 lain yang diziarahi). Bisa dipastikan Makam "bebas kerumunan",  kecuali makam Bung Karno di Blitar atau Gus Dur di Jombang yang selalu ramai peziarah. 

Ironisnya, semakin akhir Ramadhan menjelang Lebaran, MASJID makin sepi dan Mall makin ramai. Jamaah "Qiyamul Ramadhan" (Shalat Tarawih dan Witir) di masjid makin menyusut... shaf yang terisi makin ke depan. 

Masyarakat beralih dari "memakmurkan" masjid menjadi "memakmurkan" Mal... Dengan ditiadakannya kegiatan Ifthar Jama'i (Buka Puasa Bersama) dan I'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan, masjid yang biasanya meriah pada bulan suci Ramadhan menjadi makin lengang. Bahkan Masjid Istiqlal membatalkan pelaksanaan Shalat Ied. Kini Ramadhan tidak lagi identik dengan Masjid... 

Nasib Masjid dan Makam, kontras dengan MALL dan pusat perbelanjaan yan Didorong anjuran Pemerintah agar membelanjakan THR, maka pusat perdagangan makin membludak pengunjungnya. Dengan kondisi Indoor dan kecenderungan pengunjung untuk berlama-lama di Mall, justru membuat resiko penularan Covid-19 di pusat perbelanjaan menjadi lebih tinggi. Pandemi cepatlah berlalu... 

Sungguh prihatin pada kondisi di bulan suci Ramadhan saat ini, dimana semangat "cinta Masjid" dan "ingat Mati" (dengan ziarah kubur) menjadi jauh berkurang, dan sebaliknya "cinta Dunia" (pola hidup konsumtif ) justru meningkat... 

*Pandji Kiansantang, H-1 Lebaran, 30 Ramadhan 1442 H (12 Mei 2021) 

#masjid #mall #makam #pandemi #ingatmati #cintamasjid #cintadunia #ramadhan #Ramadhan2021