Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sakramen Rekonsiliasi dan Indulgensi Yubileum - Katekese Februari 2025

30 Januari 2025   23:23 Diperbarui: 30 Januari 2025   23:23 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sakramen Rekonsiliasi dan Indulgensi Yubileum - Katekese Februari 2025/Dokumen Pribadi)

Pengantar 

Selamat datang dalam pertemuan katekese iman kita kali ini. Bulan ini, dalam konteks Tahun Yubileum 2025, Gereja mengundang kita untuk merenungkan tema "Sakramen Rekonsiliasi dan Indulgensi Yubileum." Dalam rahmat Yubileum yang penuh kasih, kita diajak menyelami makna mendalam dari pengampunan Allah yang tidak hanya menghapus dosa tetapi juga menyucikan kita dari akibat dosa. Sebagaimana dinyatakan dalam Bulla Spes Non Confundit (lih. art. 23), "Pengampunan memungkinkan kita untuk mengubah masa depan dan menjalani kehidupan yang bebas dari kebencian dan dendam." Kita diajak mendekat kepada Allah, sumber harapan sejati.

Mari kita renungkan firman Tuhan dari Mazmur 103: 1-5 berikut ini: 

"Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali." (Mzm 103:1-5). 

Melalui Sakramen Rekonsiliasi, janji ini menjadi nyata dalam hidup kita, memulihkan relasi kita dengan Allah dan sesama.

Katekese Pendalaman Iman

Pengharapan adalah inti dari iman Kristiani, sebagaimana ditegaskan dalam Surat Roma 5:5, "Pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus." Sakramen Rekonsiliasi adalah bukti nyata kasih Allah yang tak pernah meninggalkan umat-Nya. Dalam Sakramen ini, Allah bukan hanya memaafkan dosa-dosa kita, tetapi juga memberikan rahmat untuk memperbaiki hidup. Sebagai bagian dari Yubileum, indulgensi menjadi tanda nyata kemurahan Allah yang melampaui segala keterbatasan kita, menyucikan kita dari akibat dosa.

Sebagai ilustrasi nyata, kita dapat melihat kisah seorang Ibu Paula yang, setelah bertahun-tahun berjuang dengan luka batin akibat konflik dalam keluarganya, menemukan damai melalui Sakramen Rekonsiliasi. Dengan menerima pengampunan Allah, dia juga mampu memaafkan dirinya sendiri dan orang lain. Hidupnya berubah; relasi yang retak dipulihkan, dan kebencian digantikan oleh kasih. Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa rekonsiliasi sejati selalu dimulai dari Tuhan.

Dalam konteks Yubileum, indulgensi adalah kesempatan untuk memperdalam relasi dengan Allah. Tidak hanya menghapus dosa, indulgensi mengarahkan kita untuk menatap masa depan dengan penuh harapan. Sebagaimana Paus Fransiskus sampaikan, indulgensi adalah "belas kasih Tuhan yang membebaskan kita untuk memandang masa lalu dengan damai dan masa depan dengan optimisme" (Spes Non Confundit, art. 23).

Namun, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi pengampunan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak cukup bagi kita untuk menerima pengampunan; kita harus menjadi pembawa rekonsiliasi bagi sesama. Dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat, kita dapat memulai langkah-langkah kecil untuk membangun perdamaian, melepaskan dendam, dan memaafkan.

Rekonsiliasi membawa perubahan nyata dalam hidup. Di dalamnya, kita menemukan kembali identitas kita sebagai anak-anak Allah. Sebagai sebuah ziarah rohani, Sakramen Rekonsiliasi adalah perjalanan menuju keutuhan, memulihkan kita untuk mencintai Allah dan sesama dengan tulus.

Perutusan

Saudara-saudari terkasih, marilah kita menjadikan Sakramen Rekonsiliasi sebagai bagian penting dalam perjalanan iman kita. Melalui rahmat ini, kita dipanggil untuk hidup sebagai pembawa harapan dan kasih. Dalam Yubileum ini, mari kita sambut kesempatan menerima indulgensi sebagai tanda kemurahan Allah yang tak terbatas. Dengan hati yang diperbarui, marilah kita mewartakan damai dan belas kasih Allah kepada dunia. "Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah" (1 Yoh 4:7). Semoga rahmat Yubileum menjadi kekuatan yang mengubah hidup kita dan dunia di sekitar kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun