Magelang, Rabu 22 Mei 2024 – Sebagai bagian dari program Pembelajaran P5 Kelas XI dengan Tema Bhineka Tunggal Ika, 82 siswa SMA Tarakanita Magelang mengadakan kunjungan ke Pondok Pesantren Selamat pada Rabu, 22 Mei 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan praktik nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman yang diajarkan oleh Gereja Katolik, khususnya dalam konteks ajaran sosial tentang martabat manusia dan persaudaraan.
Kunjungan ini diselenggarakan dengan sukses berkat dukungan Bapak Gregorius Adik Wijayanto, praktisi dari Komunitas Pager Piring, serta sambutan hangat dari pimpinan pondok pesantren, Muhammad Tanzilurrokhman. Rombongan siswa yang dipimpin oleh Bapak Stefanus Anggoro Sulistyo, selaku Waka Kurikulum, disambut dengan antusias oleh pihak pondok pesantren.
Dalam sambutannya, Bapak Stefanus Anggoro Sulistyo menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai wujud nyata dari ajaran sosial gereja tentang inklusivitas dan keberagaman. "Kunjungan ini adalah langkah penting bagi siswa-siswi kami untuk memahami dan merasakan langsung kehidupan di luar lingkungan mereka, memperkuat rasa persaudaraan, dan cinta kasih tanpa memandang perbedaan," ujar beliau.
Salah satu momen yang sangat bermakna dalam kunjungan ini adalah penyerahan pohon bodi dari SMA Tarakanita kepada Pondok Pesantren Selamat sebagai simbol perdamaian dan persaudaraan antarumat beragama.
Bapak Gregorius Adik Wijayanto, dalam sesi diskusi, menyoroti pentingnya membangun jembatan persaudaraan dan menghormati martabat setiap manusia, sebagaimana yang diajarkan dalam ensiklik Fratelli Tutti oleh Paus Fransiskus. "Kita semua berada di perahu yang sama, dan inklusivitas adalah kunci untuk hidup bersama secara harmonis," tambahnya.
Muhammad Tanzilurrokhman, pimpinan Pondok Pesantren Selamat, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan tersebut. "Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk saling belajar dan memahami. Semoga kunjungan ini dapat mempererat tali silaturahmi antara kita semua," ujarnya.
Ajaran sosial Gereja Katolik, khususnya yang tercermin dalam ensiklik Fratelli Tutti, menekankan pentingnya inklusivitas dan keberagaman sebagai perwujudan martabat manusia. Paus Fransiskus dalam ensiklik tersebut mengajak umat untuk membangun persaudaraan dan persahabatan sosial dengan merobohkan tembok-tembok pemisah yang didirikan oleh egoisme sektoral dan fanatisme sempit. Kunjungan SMA Tarakanita Magelang ke Pondok Pesantren Selamat adalah manifestasi nyata dari ajaran ini, di mana siswa diajak untuk mengalami langsung kebhinekaan dan membangun sikap inklusif terhadap sesama yang tertuang dalam prasasti kesepakatan bersama yang mereka tanda-tangani.
Selain itu, ajaran sosial gereja juga menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk sikap inklusif dan menghormati martabat manusia. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat membekali siswa dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya hidup bersama dalam keragaman dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan cinta kasih.
Sebelumnya, pada Jumat, 17 Mei 2024, Sr. Marisa, CB, menginspirasi siswa-siswi SMA Tarakanita Magelang dalam seminar bertema "How to Reduce Carbon Footprint?"Â sebagai bagian dari Pembelajaran P5 Kelas X dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Seminar ini juga sejalan dengan ajaran Gereja Katolik yang tertuang dalam ensiklik Laudato Si' tentang perawatan bumi rumah bersama.