Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Peluang Problem-Based Learning di Kelas

12 September 2023   14:02 Diperbarui: 30 Juni 2024   00:27 10990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Kreatif: PBL juga merangsang pemikiran kreatif. Ketika siswa berhadapan dengan masalah yang kompleks, mereka harus berpikir "di luar kotak" untuk menemukan solusi yang inovatif. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kreatif yang bermanfaat dalam berbagai konteks.

  • Kemampuan Beradaptasi: PBL mempersiapkan siswa untuk menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak terduga. Mereka belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan dalam proses pemecahan masalah, mengubah strategi jika diperlukan, dan terus-menerus mengkaji dan memperbarui solusi mereka.

  • Pembelajaran Berkelanjutan: Kemampuan penyelesaian masalah yang dikembangkan dalam PBL adalah pembelajaran berkelanjutan. Siswa terus mengembangkan kemampuan ini seiring berjalannya waktu karena mereka terlibat dalam pemecahan masalah dunia nyata, baik di dalam atau di luar kelas.

  • Relevansi untuk Dunia Kerja: Kemampuan penyelesaian masalah adalah salah satu kompetensi yang sangat dihargai di dunia kerja. Siswa yang telah mengalami PBL memiliki keunggulan karena mereka telah melatih dan mengembangkan kemampuan ini secara praktis selama masa pendidikan mereka.

  • Pengembangan kemampuan penyelesaian masalah yang kuat adalah salah satu hasil utama dari PBL. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga yang akan membantu siswa menjadi pemecah masalah yang kompeten, inovatif, dan adaptif dalam berbagai situasi kehidupan dan karier.

    Selain lima peluang emas di atas, PBL juga dapat merangsang minat siswa terhadap materi pelajaran, memfasilitasi pembelajaran sepanjang hayat, dan mengajarkan siswa tentang pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata. Dengan implementasi yang tepat, PBL dapat menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa. 

    Kesimpulan dan Penutup

    Dalam menghadapi tantangan-tantangan yang mendasar dalam mempraktikkan Problem-Based Learning (PBL) di kelas, perlu diingat kata-kata Margaret Heritage, seorang pakar pendidikan terkemuka: "PBL requires more than just delivering course material; it demands deep thinking, collaboration, and problem solving that actively engages students. These challenges can be overcome with good support and planning."

    Sementara itu, ketika berbicara tentang peluang emas dalam PBL, Howard Gardner, psikolog pendidikan terkenal, mengingatkan kita, "PBL is an approach that allows students to develop their different types of intelligence - not just academic intelligence, but also social, emotional and practical intelligence. It is a step towards education that is more holistic and relevant to everyday life."

    Dengan kata-kata ini, kita dapat memahami bahwa PBL bukan hanya metode pembelajaran, tetapi juga filosofi yang menekankan pemikiran kritis, keterampilan sosial, dan relevansi pembelajaran dengan dunia nyata. Dengan perencanaan yang tepat, PBL memiliki potensi besar untuk mempersiapkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu menghadapi tantangan dunia nyata dengan keyakinan dan kemampuan yang kuat.

    Referensi

    1. Thomas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning. Retrieved from http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf.

    2. Blumenfeld, P. C., Soloway, E., Marx, R. W., Krajcik, J. S., Guzdial, M., & Palincsar, A. (1991). Motivating project-based learning: Sustaining the doing, supporting the learning. Educational psychologist, 26(3-4), 369-398. 

    3. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      10. 10
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun