kesehatan dan pandemi segera berakhir."
Sebuah pesan masuk di grup percakapan, "Saya sedang isoman bersama si Om, mohon doanya dan semoga kita semua diberiSelama beberapa detik saya baru tersadar bahwa yang dimaksud kolega tersebut bahwa ia sedang isoman karena terkena Omicron, varian terbaru dari virus Covid-19, bukan isoman bersama pamannya.
Setelah itu balasan mulai bermunculan dengan sebagian besar mendoakan cepat sehat dan memberi dukungan untuk tetap semangat dan si Om cepat musnah dari bumi ini.
Pandemi Covid-19 belum juga berakhir padahal bulan Maret besok genap dua tahun sudah sejak negera menyatakan wabah Corona sudah menyerang negara ini. Â Sontak banyak sendi kehidupan menjadi lumpuh bahkan sebagian tak kuat bertahan hingga harus gugur.Â
Duka demi duka silih berganti bersamaan pula dengan upaya kita sebagai manusia untuk bertahan dan melawan pandemi sebisa dan sekuat mungkin. Ternyata semakin dilawan dan semakin menyebar ke berbagai penjuru dunia, virus ini makin sering bermutasi.Â
Menurut rilis Kemenkes Omicron (B.1.1.529) adalah salah satu varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19 yang dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan. Virus ini memiliki sifat yang lebih menular dan mempengaruhi kekebalan tubuh (baik yang diperoleh oleh infeksi alami maupun vaksinasi).
Sepanjang virus masih bersirkulasi di masyarakat, maka dapat menyebabkan virus berevolusi. Evolusi ini dapat menyebabkan adanya perubahan dari sifat dan karakter dari virus asal. Misalnya perubahan di kecepatan penularan, efek terhadap sistem kekebalan tubuh, tingkat keparahan, diagnosis dan respon terhadap obat-obatan.
Informasi akan terus diperbarui seiring dengan penelitian atau investigasi yang terus dilakukan untuk memahami sifat dan karakter dari virus ini, terutama untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya varian-varian baru yang lainnya dan mengurangi dampak pandemi.
Omricon sebagai varian terbaru dinyatakan sebagai varian yang paling cepat menyebarkan pada manusia akan tetapi juga bisa diantisipasi jika semua prosedur kesehatan dijalankan dengan ketat. Oleh sebab penyebarannya yang super cepat ini maka sejak awal Februari ini jumlah yang terpapar melesat lagi setelah program vaksinasi sudah cukup berhasil menjangkau mayoritas penduduk di negeri ini.Â
Malah di beberapa kasus meskipun sudah melakukan vaksin dua kali pun peluang terpapar Omicron masih mungkin. Meskipun  demikian kasus kematian dapat dicegah bila mengikuti standard yang dianjurkan seperti melakukan isoman secara mandiri di rumah dengan mengkonsumsi obat yang disarankan, beristirahat, dan makan makanan sehat.
Dari sebuah penelitian oleh pihak berwenang di jurnal internasional menyebutkan gejala Omicron sangat berbeda dari varian Delta. Gejala Omicron sangat mirip dengan gejala pilek atau flu biasa. Ciri-ciri gejala varian Omicron yakni: