Gelaran WSBK 2021 di Sirkuit Mandalika telah berakhir 21 November lalu. Gegap gempita dan sorak sorai penonton pun sudah tak terdengar. Akan tetapi cerita tentang keberhasilan ajang tersebut masih bersisa dan jejak digitalnya ada di mana-mana.
Beruntung sekitar seminggu setelah kejuaraan di Sirkuit Mandalika tersebut, saya bersama sembilan Kompasianers lain yang memenangkan kompetisi penulisan "Wisata Mandalika" yang diadakan Kemenparekraf memperoleh kesempatan mengeksplor Lombok selama 5 hari 4 malam.
Hari pertama (30/11) begitu tiba di Lombok sore hari, kami langsung diajak melihat Sirkuit Mandalika dari Bukit Jokowi, area tamu penonton VIP. Meskipun senang tapi masih terasa ada yang mengganjal karena tidak bisa masuk ke dalam sirkuit, hanya melihat sirkuit yang sepi ditambah lagi cuaca hujan sepanjang hari sehingga tidak bisa berlama-lama.
Hari selanjutnya diisi dengan rangkaian acara MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition) yang digagas Kemenparekraf berupa International Conference di Hotel Raja Kuta Mandalika Lombok dengan tajuk acara "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism". Acara ini mengundang narasumber dari kalangan akademisi, praktisi, dan birokrasi yang membedah agar Mandalika khususnya dan Lombok pada umumnya menjadi tujuan wisata alam dan olahraga terpandang di dunia internasional.
Mandalika yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus adalah berkah bagi Lombok yang harus dimanfaatkan dengan baik. Termasuk di dalamnya dengan adanya Sirkuit Mandalika yang terbukti berhasil menyelenggarakan kejuaraan Superbike kelas dunia.
Tantangannya akan semakin besar tetapi potensinya pun besar untuk itu Nusa Tenggara Barat tidak hanya mengandalkan Mandalika tetapi juga merawat dan meningkatkan wilayah lain yang sudah familiar sebagai daerah wisata. Hal ini selain untuk memberi pemerataan ekonomi bagi daerah di luar Mandalika juga mengantisipasi kepadatan Mandalika ke depannya jika benar-benar diserbu wisatawan.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Baparekraf dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Rizki Handayani Mustafa, menyatakan bahwa Kemenparekraf menantang tiap daerah untuk menemukan ciri khas wisata di daerah masing-masing, jangan terlalu tergantung pada pusat tapi ciptakan sendiri untuk kemudian pusat akan mendukung. Kemenparekraf akan mendukung pada stakeholders pariwisata di daerah untuk selalu berinovasi dalam pengembangan pariwisata di daerahnya.
Ibu Kiki, begitu panggilan akrabnya juga menambahkan bahwa wisata gaya hidup akan menjadi sesuatu yang potensial. Lombok mempunyai kekayaan alam yang mendukung untuk itu, wisata gaya hidup olahraga maupun gaya hidup yang kembali ke alam. Oleh karena itu meskipun Lombok sudah punya Mandalika, kawasan lain seperti Rinjani, yang sudah terkenal di mata wisatawan dengan wisata alam dan petualangannya harus terus dirawat dan dikembangkan.
Hasil dari konferensi ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dari penyelenggaraan WSBK lalu untuk menyongsong gelaran MotoGP yang tinggal beberapa bulan lagi. Selain membuka wawasan baru bagi para stakeholders pariwisata di Lombok khususnya untuk selalu berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan.