Ada orang yang tipenya harus cari partner yang cocok luar dalam untuk bikin bisnis. Ada juga yang tipenya single fighter, semua diurus sendiri, begitu butuh bantuan tinggal cari karyawan.
Dua hal tersebut di atas baru sekadar tipe dasar seseorang saat akan membuat bisnis. Yang mana pun tipenya bukan jaminan bikin bisnis jadi sukses atau gagal. Banyak faktor lain yang saling terkait dan berhubungan.
Model bisnis franchise atau waralaba dianggap sebagai solusi bagi pengusaha pemula yang baru mau terjun membuat usaha.Â
Pada bisnis waralaba sudah ada sistem, prosedur, dan aturan yang bisa dijadikan panduan dalam menjalankan bisnis.Â
Permasalahan bahan baku, administrasi, pegawai, distribusi, penjualan dan lainnya sudah ada panduan dan bahkan ada mentor yang akan membimbing.
Tentu saja biaya yang dikeluarkan akan lebih besar jika kita membuka usaha sejenis. Sebagai contoh membuka warung minuman boba kekinian skala kecil dengan modal 2-3 juta sudah bisa dibuka.
Tapi jika dengan mengambil waralaba minuman boba skala UMKM biaya yang dikeluarkan bisa 5-10 juta tergantung merek yang dipilih. Sedangkan untuk merek premium perlu biaya ratusan juta dan harus menyewa tempat di mal atau ruko elit.
Lantas apakah jadi jaminan apabila mengambil bisnis waralaba akan bisa mengeruk laba?
Sayangnya hukum berbisnis bukan seperti mencetak dengan printer di mana hasil (relatif) sama dengan materi asli.Â
Banyak bisnis waralaba yang sukses tapi lebih banyak lagi yang gagal dan hilang di pasaran. Bukan salah di waralaba atau bukan jenis usahanya tapi bagaimana usaha tersebut dikelola dan dijalankan.
Seperti disebut di awal ada banyak faktor sebuah bisnis bisa sukses dan mengeruk laba. Waralaba hanya sebuah tools untuk menjalankan sedangkan bisnis sangat berkaitan dengan manusia.