Ujian hidup hanya terminologi manusia. Sejatinya itu adalah bentuk cinta Ilahi pada hambanya. Sama seperti kebahagiaan hidup adalah cinta Sang Maha pada makhluknya.
Begitulah cinta,
Dirasa tapi sering tak kasat mata,
Begitulah cinta,
Pahit yang menyembuhkan,
Saat ini dunia sedang dilanda kesulitan bersama. Global. Tak pandang bulu. Tak pandang suku, agama, ras, dan antar golongan. Semua terimbas. Besar kecil. Parah tidaknya hanya bagaimana penerimaan makhluknya.
Padahal disebabkan sesuatu tak tampak mata. Hanya satu nikmat yang dicabut. Nikmat bernapas. Dunia pontang panting. Manusia lintang pukang. Penduduk bumi centang perenang.
Begitulah cinta,
Analisa dikembangkan,
Kubu berseberangan,
Padahal kita sesama manusia,
Padahal kita sesama saudara,
Bukankah tak ada benci dalam cinta?
Begitulah cinta,
Saat kepala manusia berbeda arah,
Saat saling cerca makin parah,
Tetapkah doa dipanjatkan,
Atau sumpah serapah di tengah keadaan,
Atau pasrah tak berbuat apa-apa,
Begitulah cinta,
Sadarkah kita,
Berpikirkah kita,
Bersama mencari solusi,
Bukan malah saling benci,
Lalu mati sendiri-sendiri,
Janji-Nya sungguh jelas,
Setelah kesulitan ada kemudahan,
Sakit salah satu penggugur dosa,
Obati hati,
Obati diri,
Bersama,
Bergandengan tangan,
Kita kuat bersama,
Agar pandemi cepat berlalu,
Agar kita mawas diri selalu,
Agar kita selamat dunia akhirat,
Agar tak ada lagi benci,
Agar yang ada hanya cinta,
Karena inilah cinta,
Karena begitulah cinta...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H