Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ini Budi dan Wati

5 Maret 2021   05:49 Diperbarui: 5 Maret 2021   05:51 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini Budi.
Budi merantau ke Jakarta setahun lalu. Dulu dia tinggal di sebuah desa di kaki gunung merapi.

Kenapa Budi pergi?

Budi pergi setelah rumah dan sawah satu-satunya yang dia miliki diambil oleh tengkulak yang memberinya tumpukan hutang.

Ini Wati.
Wati bukan kakak Budi.
Wati seorang tenaga kerja migran di Timur Tengah.
Wati berasal dari Indramayu.

Kenapa Wati pulang?

Kontrak Wati habis karena majikannya meninggal dunia.
Wati mendapat warisan jutaan riyal  karena mengurus majikannya sejak sakit lima tahun lalu.

Ini Budi dan Wati.
Mereka bertemu di Soekarno-Hatta.
Budi seorang porter di bandara.
Wati seorang milyarder baru yang pulang kampung.

Ini Budi dan Wati.
Tinggal di Indramayu dengan rumah besar dengan sawah yang luas dan pabrik penggilingan padi.

Budi dan Wati bahagia.
Tidak ada yang tahu cara Tuhan bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun