Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Madinah-Jakarta

14 Januari 2021   17:24 Diperbarui: 15 Januari 2021   07:23 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3 Februari 1976
Dia yang dilahirkan di kota suci Madinah. Berdekatan dengan masjid agung tempat peristirahatan terakhir Rasulullah Muhammad SAW. Sejak kecil mengkaji dan menghapal kitab suci. 

Dia yang diperkenalkan pada Indonesia. Negeri berjarak belasan ribu kilometer dari tempat asalnya. Mengajarkan kasih, mencontohkan kelemahlembutan berdakwah, mengisi relung jiwa yang haus akan ketaqwaan. 

Dia yang jatuh cinta pada tanah air keduanya. Menjadi saksi dan mengisi bangsa ini punya cerita. Menebar kedamaian ke seluruh penjuru nusantara. Walau pernah diserang hingga berdarah. Tapi jiwa besarnya selalu memberi maaf tanpa benci dendam di dada. Tak perlu juga luka derita dirasa. Sungguh teladan yang jarang dipunya.

14 Januari 2021
Dia yang ditakdirkan berpulang di Jakarta. Setelah berjuang melawan sakit yang melanda. Jalan yang sudah digariskan Sang Maha Kuasa. Kisah hidup yang tertoreh penuh pesona. Yang wanginya menyebar ke seantero dunia. 

Dia yang mengajarkan banyak jiwa untuk mencinta Al Qur'an dengan berbagai cara. Karena akhlak adalah yang utama. Dari anak kecil hingga orang tua. Agar selamat dunia dan akhiratnya.

Dia yang kini dipanggil untuk selama-lamanya. Pengabdian cinta untuk agama. Pengembaraan jiwa lewat kata. Pengejawantahan ilmu untuk sesama. 

Selamat jalan Syekh Ali Jaber. Pusaramu bertabur bait-bait doa. Doa-doa terpanjat menyiram tanah basah yang kini menjadi rumah peristirahatan terakhirmu di dunia. Meski jauh dari tanah kelahiranmu tapi bumi Allah maha luasnya. Kau yang ditakdirkan mewangi di sini, di tanah nusantara. Insya Allah, telah menanti tanah surga-Nya.

Depok,  14 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun