Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jengkal Antara Bumi dan Langit

10 Januari 2021   09:07 Diperbarui: 10 Januari 2021   09:17 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumentasi pribadi


Hijau terhampar menutup bumi,
Sejauh penglihatan panjang,
Sejuk manjakan pandang,
Ibarat rindu yang mulai bersemi,

Putih terhampar menutup langit,
Setinggi mata menatap,
Setenang putih suci yang menetap,
Membuat khayal membersit,

Antara bumi dan langit,
Apakah ruang?
Apakah jarak?
Apakah hampa?
Apakah itu semua?

Hijau,
Putih,
Biru,
Tanpa warna,
Apakah artinya?

Kusapu pandanganku dari saput linangan air yang transparan dari sudut mataku,
Ini juga apa?
Kenapa ini dinamakan menangis?
Aku sedang bahagia kenapa harus ada tangis?

Cintaku yang menghampar,
Atau cinta-Mu yang menggampar keangkuhanku?
Aku tak punya apa-apa,
Aku tak tahu apa-apa,

Berapa jengkal antara bumi dan langit?
Tak sanggupku mengukurnya,
Berapa hembusan napas dari bumi ke langit?
Tak sanggupku menghitungnya,

Aku tak ingat apa-apa,
Aku tak bisa apa-apa,

Hijau,
Putih,
Biru,
Cokelat
Hitam,
Angin,
Tanah,
Air,
Aku...

Aku bukan siapa-siapa,
Aku tak punya apa-apa,

Depok, 10 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun