Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ketika Imsak Bertemu Waisak

7 Mei 2020   11:25 Diperbarui: 7 Mei 2020   11:43 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: sains.kompas.com

Rizky baru selesai mengepak koper dan tas ranselnya. Dia akan pulang kampung esok hari menjelang subuh. Tiket kereta sudah dipesan jauh-jauh hari. Bayangan bertemu orang tua dan sanak saudara di Malang sudah di depan mata. Selepas sholat tarawih dia memutuskan untuk tidur cepat agar bisa bangun sahur dan berangkat ke Stasiun Gambir tanpa telat.

Baru mau merebahkan diri bunyi tanda pesan masuk ke ponselnya berturut-turut tanpa henti. Saat Rizky membacanya ada pesan dari salah satu senior di kantornya  di grup percakapan kantor yang meminta bantuan untuk donor darah karena anaknya masuk rumah sakit dan perlu segera ada tindakan transfusi darah. Banyak pesan yang masuk dari yang memberikan ucapan prihatin, doa, dan permohonan maaf karena tidak bisa membantu karena golongan darah yang tidak cocok dan alasan lain.

Rizky belum tergerak untuk membalas walaupun golongan darahnya sesuai dengan yang diminta. Bayangan di matanya tentang kampung halaman masih menari-nari tapi hatinya pun tak tenang setelah membaca pesan tadi. Rizky menatap koper dan tas ranselnya yang sudah teronggok rapi di lantai sambil menghembuskan napas ia lalu bergegas mengganti kaos tidurnya dan celana pendeknya. Dari rumah kostnya di daerah Tebet Jakarta Selatan, Rizky menggunakan taksi online menuju salah satu rumah sakit di Jalan Sudirman teman anak temannya itu dirawat.

Setelah dilakukan pemeriksaan Rizky dinyatakan cocok sebagai pendonor. Ada lima orang yang darahnya akan diambil sebagai donor karena pasien sangat membutuhkan banyak darah, semuanya dari pihak keluarga kecuali Rizky. Semua pendonor diminta menunggu karena tim dokter masih menangani pasien di ruang ICU.

Rizky harus menunggu sedang waktu terus berjalan hingga giliran Rizky diambil darahnya sudah menjelang imsak. Alex, kolega kantornya, ayah dari si pasien dan keluarga besarnya sangat berterima kasih pada Rizky karena akhirnya operasi berhasil dan anak Alex berhasil diselamatkan. Rizky pun senang walaupun dia tak jadi pulang kampung hari itu.

Sejak itu Rizky dianggap saudara oleh keluarga besar Alex, keluarga keturunan Tionghoa yang beragama Buddha. Bahkan beberapa bulan setelahnya Rizky diberangkatkan umroh oleh mamanya Alex. Walaupun keputusan Rizky untuk menolong bukan karena ingin mendapat balasan. Ia bahkan sempat ragu sejenak  tapi dengan niat tulus karena Allah dan cinta kasih pada sesama manusia membuat semuanya bisa terlaksana.

Sejatinya kasih sayang dan cinta adalah esensi beragama. Agama dan kepercayaan boleh berbeda-beda tapi kasih kepada sesama manusia adalah kemestian kita sebagai manusia. Dunia akan lebih damai walau diisi oleh orang-orang yang berbeda tetapi kita bisa saling menghormati dan mengasihi.

Semoga semangat Ramadan dan Waisak di tahun ini dapat memberi kesadaran baru bagi manusia untuk selalu melawan hawa nafsu untuk hal-hal yang negatif dan mengedepankan cinta dan kasih sayang pada sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun