Hujan datang laksana air mata
Rintiknya tajam ibarat pecahan kaca
Seumpama ini sebuah cerita
Seperti dongeng yang melegenda
Cinta datang melalui mata
Pancarnya tajam menusuk jiwa
Membawa asa penuh sukacita
Kan kujadikan kau permaisuri bertahta
Hujan pergi meninggalkan genangan
Kamu pergi menyisakan kenangan
Salahkan bila rindu?
Akankah jadi debu?
Duhai cinta mahadiraja
Kenapa derita ikut serta?
Bukankah kita berhak bahagia?
Walaupun orang lain mencerca
Aku mau cinta,
Kamu mau cinta,
Kenapa yang hadir nestapa?
Apa ini ujian cinta?
Kuminta cinta yang datang layu
Kuharap rindu yang terbit bisu
Jika pinta dan harap tak bertemu
Kenapa selalu kau berikan rambu
Wahai Sang Maha Pencinta
Dari-Mu aku belajar mencinta
Bila yang Kau beri saujana
Biarkan aku mengembara
Wahai Sang Peniup Rindu
Pada-Mu aku bersiul merdu
Bila jiwa tak bertemu jiwa
Kumau Engkau saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H