Mohon tunggu...
Pius Rengka
Pius Rengka Mohon Tunggu... Pemulung Kata -

Artikel kebudayaan, politik, sosial, budaya, sastra dan olahraga. Facebook:piusrengka. Surel:piusrengka@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Puisi

19 Maret 2019   10:56 Diperbarui: 19 Maret 2019   11:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Pius Rengka

Kudengar desah gelisah samudra petang dari tempat nun jauh

di tepi pinggul bukit Merah.

Meraih Gunung menuju cakrawala,

dari remang senja Mentari turun lereng samudra,

tanpa sedikit pun menoleh lagi, entah untuk sejenak.

Tetapi selalu kugantung sauh harapan dinanti setiap pagi,

karena janji pasti akan senantiasa memanggil mentari datang sendiri.

Wahai semesta di manakah rupamu di remang cahaya kian petang ini?

Wahai badai di manakah riuhmu tak sampaii.

Aku masih di sini, dan selalu aku mencari dan sekali lagi menanti janjiMu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun