Mohon tunggu...
Piter Randan B
Piter Randan B Mohon Tunggu... lainnya -

www.Belajarterus.blog.com 'Penulis Buku Berkaca Pada Kepemimpinan Ahok, & The Ahok Way

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Rini : Libur Lebaran Paling Membahagiakan

5 Agustus 2013   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:35 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wajahnya sudah keriput karena usianya yang menjelang tujuh puluh tahun. Ia janda beranak enam yang beberapa tahun terakhir tinggal seorang diri. Anak-anaknya telah memiliki kehidupan sendiri-sendiri dengan keluarganya masing-masing. Mbah Rini demikianlah tetangga-tetangganya mengenalnya. Hari-harinya dilalui dengan kesepian dalam kesendirian . Satu-satunya teman akrabnya adalah Si Putih kucing kesayangannya yang peliharanya seperti anaknya sendiri. Mbah Rini sering berbicara kepadanya seperti kepada manusia.

Selain kucing kesayangannya itu, di masa mudik seperti sekarang ini, sesekali ia memelototi ‘kotak ajaib’ yang selalu menyala di ruang tamu rumahnya. Sekedar menghilangkan kejenuhannya, sembari berharap kamera para pekerja televisi menyorot anak-anak dan cucu-cucunya di antara kerumunan pemudik yang tumpah ruah di jalan sehingga ia bisa melihatnya di layar kaca.

Mbah Rini selalu bersemangat bercerita kepada tetangga-tetangganya bahwa semua anak-anak dan cucu-cucunya akan mudik mengunjunginya di libur lebaran tahun ini seperti halnya tahun-tahun sebelumnya. Mbah Rini tak sabar lagi melampiaskan kerinduannya khususnya kepada kedua cucunya yang lahir di awal 2013 yang  belum pernah dilihatnya secara langsung, selain dari foto terpampang di dinding rumahnya yang setiap saat dipandangi dan dielusnya penuh kasih sayang.

Walaupun Mbah Rini adalah seorang Nasrani tetapi justru lebaranlah yang selalu dinanti-nantikannya. Ia berucap bahwa baginya libur lebaran lebih membahagiakan daripada hari raya mana pun termasuk hari besar agamanya seperti Natal. Dilibur lebaranlah Mbah Rini dapat berkumpul bersama semua anak-anak dan cucu-cucunya yang tersebar di berbagai tempat. ‘Mereka semua pasti mudik ke sini dihari lebaran tahun ini’ Imbuh Mbah Rini kepada saya saat memandangi foto lengkap keluarganya yang tergantung di ruang tamunya.

Mbah Rini berucap bahwa semua anak-anak dan cucu-cucunya hanya bisa berkumpul dan mengunjunginya saat hari lebaran tiba. Di hari libur lain  seperti natal dan libur sekolah anak-anaknya sibuk dengan kegiatan di gereja mereka masing-masing atau pun berlibur ke tempat lain. Libur lebaranlah libur yang paling menyenangkan bagi Mbah Rini yang sudah rentah itu.

Di hari lebaranlah semua kesepiannya akan lenyap karena kehadiran anak-anak dan cucu-cucunya. Ia selalu menyajikan hidangan-hidangan istimewa khas Jawa seperti tahu oncom, gudeg ceker, sambal pete, ayam opor dan lain-lain yang diolahnya bersama anak-anaknya. Walaupun kadang kebersamaan mereka hanya berlansung singkat tetapi sangat berharga dan membahagiakan bagi Mbah Rini. Di libur lebaran pulah Mbah Rini seolah melampiaskan kerinduan yang terpendam selama satu tahun sekaligus mengumpulkannya untuk setahun mendatang, sebelum terbenam lagi ke hari-hari yang menyedihkan pilihannya. Sebab ia tak mau meninggalkan desa yang telah membesarkannya dan menjadi saksi abadi perjuangannya membesarkan anak-anaknya bersama suami tercintahnya yang terlebih dahulu menghadap Tuhan walaupun anak-anaknya membujuknya untuk mengikut mereka.

Bagi Mbah Rini ketenangan di desanya lebih dari segala kemewahan yang dapat ditawarkan Metropolitan yang kejam dan penuh dengan kejahatan yang mewarnai layar – kaca kotak ajaib di ruang tamunya setiap hari. Walaupun libur lebaran hanya sekali setahun tetapi ia sungguh berterima kasih kepada umat muslim karena di situlah ia merasakan kebahagian yang sesungguhnya berkumpul bersama keluarga besarnya.

Dari desanya yang asri Masiran – Boja Kabupaten Kendal Mbah Rini menyampaikan terima kasih kepada umat muslim atas hari lebarannya sekaligus  mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan – hari yang penuh kebahagiaan. Mohon maaf lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun