Mohon tunggu...
Piter Randan B
Piter Randan B Mohon Tunggu... lainnya -

www.Belajarterus.blog.com 'Penulis Buku Berkaca Pada Kepemimpinan Ahok, & The Ahok Way

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ma’badong, Tarian Kematian dari Toraja

16 Desember 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 4171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Formasi saat Ma"][/caption]

Duka dalam tersirat di wajah keluarga Rostin Polopadang, terutama bagi suami dan kelima anaknya. Tanggal 25 Agustus 2012, Rostin pergi untuk selamanya di usianya yang lima puluh delapan tahun. Peristiwa itu terjadi tiba-tiba, saat ia mengunjungi keluarganya. Ia terjatuh di tempat setelah berjalan kaki cukup jauh dan tak bangun lagi. Peristiwa itu menyedihkan, menguras air mata dan energi bagi keluarga. Tetapi kehadiran keluarga besar, rekan kerja dan kenalan memberikan semangat dan perhatian adalah penopang yang sangat berharga bagi keluarga yang berduka. Selama Rostin disemayamkan di rumah, seminggu lamanya keluarga, teman, dan kenalan datang silih berganti. Semua bekerja sama saling membantu apa yang bisa dikerjakan tanpa menunggu perintah. Saat memasuki prosesi upacara pemakaman selama tiga malam berturut-turut, diadakan tarian Badong yang dalam bahasa Toraja disebut Ma’badong. Setiap orang yang ingin mengungkapkan doa dan kesedihannya bergabung dalam tarian tersebut.

[caption id="attachment_284203" align="aligncenter" width="300" caption="Keluarga di sekitar peti jenazah"]

13871748601574320123
13871748601574320123
[/caption]

[caption id="attachment_284204" align="aligncenter" width="300" caption="Keluarga di depan pusara"]

13871749841216589633
13871749841216589633
[/caption]

Ma’badong adalah tarian asal Tana Toraja yang hanya bisa dilakukan saat ada kematian. Ma’badong dilakukan dengan maksud mendoakan orang yang meninggal agar arwahnya diterima di alam baka. Ma’badong juga berisi ratapan-ratapan kesedihan dan kenangan hidup sang mendiang selama hidupnya di dunia ini. Diungkapkan dalam syair-syair berbahasa Toraja, dengan bentuk nyanyian tanpa iringan alat musik. Para pa’badong (peserta tarian) dipimpin oleh seorang pemimpin yang menguasai syair-syair badong dan lihai dalam menyanyikannya. Nyanyian badong terdiri atas empat jenis yang dinyanyikan secara berurut sesuai dengan fungsinya, yaitu badong nasihat, badong ratapan, badong berarak, dan badong selamat (berkat).

Beberapa contoh syair tarian badong antara lain: ‘Ke de’ ko anta umbating (Mari kita menguraikan kesedihan hati)’,‘Madarinding sola nasang (Kita sekalian bersentosa)’, ‘Ambe’ tandin talingakan, (Ya bapa sendengkanlah telingamu kepada kami)’, ‘’Tonna masaki ulunna, Tikuramman beluakna (Pada waktu kepalanya sakit, semua rambutnya merasakannya), dll..

Ma’badong dilakukan minimal tiga orang hingga jumlah yang tak ditentukan bisa mencapai ratusan orang dan dilakukan di lapangan terbuka. Peserta terdiri atas laki-laki dan perempuan dewasa. Pakaiannya biasanya menggunakan pakaian hitam dan sarung yang juga berwarna hitam. Bisa juga menggunakan pakaian adat Toraja, tetapi bagi pengunjung kedukaan yang tidak berpakaian seperti itu bisa juga ikut bergabung menari. Ma’badong minimal dimulai dengan tiga atau lima orang yang menyanyikan badong pembuka berisi ajakan untuk turut Ma’badong. Seiring dengan waktu maka peserta badong akan semakin banyak membentuk lingkaran besar.

[caption id="attachment_284207" align="aligncenter" width="300" caption="Gerakan tangan saat Ma"]

1387175274364911722
1387175274364911722
[/caption]

Gerakan badong tergolong sangat sederhana dan bisa dipelajari dalam seketika. Para Pa’badong  berdiri membentuk formasi lingkaran berpegangan dengan menggunakan jari kelingking yang saling melingkar sambil menyanyikan nyanyian badong. Lingkaran kadang-kadang dipersempit dengan cara berjalan maju dan mundur dengan badan digoyangkan. Kepala digerakkan ke depan dan ke belakang. Bahu digerakkan ke atas dan ke bawah. Sedangkan tangan diayunkan ke arah dada kemudian ke belakang. Sementara kaki diayunkan ke depan secara bergantian sambil bergeser ke kiri dan ke kanan. Para Pa’badong berganti tempat dengan cara bergeser ke kanan tetapi tidak berganti posisi. Menjelang badong berakhir para pa’badong biasanya melompat-lompat ke kiri dan ke kanan dalam bahasa Toraja disebut nondo pua (lompat besar) setelah itu membubarkan diri.

Ma’ badong dapat dilakukan kapan saja tetapi lebih sering dilakukan pada sore dan malam hari. Dapat dilakukan di sekitar rumah ataupun di tempat pemakaman, saat pemakaman akan dilakukan.

Sekarang, seiring dengan perkembangan zaman Ma’badong sudah mulai tak diminati khususnya para generasi muda. Karena itu untuk mempertahankannya di beberapa tempat dibentuklah kelompok Pa’badong yang di undang Ma’badong setiap ada kedukaan. Tetapi motivasi pelaksanaan sudah mulai bergeser ke motif ekonomi, bukan lagi murni mengungkapkan kesedihan dan doa untuk saling menghibur sebagaimana tujuan awal dari tarian ini. Namun, bagi masyarakat Toraja yang di perantauan biasanya badong dilakukan secara tanpa motivasi apa pun. Berbeda dengan di Tana Toraja di mana Badong itu lahir, Badong seolah telah mengalami pergeseran dari tujuan semula. Para Pa’badong selain dijamin dengan makanan, minuman, dan rokoknya mereka juga biasanya meminta diberi imbalan uang, babi, atau kerbau.

Semoga tarian kematian Ma’badong dari Toraja tetap lestari karena pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut berpartisipasi melestarikannya. Dan pariwisata Toraja kembali berdenyut sebagaimana yang terjadi  di era tahun delapan puluhan. Toraja menjadi tujuan wisata budaya yang banyak dikunjungi tapi kini redup seolah mati suri. Berharap Indonesia Traveljugaaktif meneropongnya agar mata wisatawan tertuju ke sana. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun