Pernahkah dirimu merasa terhina dan tidak tahu siapa yang menghinamu? Lalu apa yang harus kamu lakukan? Itulah kata-kata yang ada dalam hatiku saat ini. Mungkin dengan menuliskan disini bisa membantuku mengontrol emosiku, bertahun-tahun aku belajar mengontrol emosi, hal yang satu ini tidak boleh membuatku marah. Saat ini adalah masa yang indah bagi umat Katolik, karena memasuki masa advent masa menjelang Natal, dimana banyak kegiatan di lingkungan gereja, banyak pohon-pohon natal di rumah-rumah, dengan kado-kado kecil dan kaos kaki mini digantung di antaranya. Tak lupa digereja-gereja diorama kelahiran Yesus Kristus diwujudkan dengan apik di sudut-sudut gereja. Tiba-tiba hal itu menjadi diganggu oleh sebuah berita yang tidak mengenakkanku. Sebuah tempat ziarah di Tawang Mangu, Karanganyar Jawa Tengah tadi malam dirusak orleh orang tidak bertanggungjawab. Gua Maria Sendang Pawitra Sinar Surya yang didirikan di lereng Gunung Lawu. Goa yang terletak di sekitar Grojogan Sewu itu itu semalam dirusak, padahal baru bulan lalu Uskup mengunjungi tempat tersebut. Dari info yang saya dapatkan, kejadian dimungkinkan terjadi sekitar pukul 24.00 malam, Pak Narto yang diserahi sebagai juru kunci tempat ziarah itu sekitar pukul 20.00 WIB turun ke tempat saudaranya karena ada saudara yang sakit, sekitar pukul 22.00 WIB dia kembali ke lokasi dan belum terjadi apa-apa. Sekitar pukul 24.00 malam terlihat ada cahaya lampu senter di sekitar lokasi. Pak Narto berpikir hal itu biasa, karena sering sekali ada orang ziarah pada malam hari. Keesokan harinya dia begitu kaget dan langsung menangis, dilihatnya tempat itu porak poranda, patung Bunda Maria hilang kepalanya tidak tahu kemana, dua patung malaikat kecil di bawah dihancurkan, tempat air suci pun ikut jadi sasaran, meja tempat lilin berpindah ke dekat meja altar. Patung salib setinggi 1,5 meter hilang juga dibawa oleh si perusak. Kejadian pagi tadi begitu mengagetkan banyak pihak, Kapolses Tawangmangu sendiri langsung datang ke lokasi kejadian, juga Kapolres Karanganyar. Police line langsung dipasang. Hingga saat ini masih diselidiki siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini. Entah siapa yang melakukan saya tidak mengerti, saya hanya tahu orang-orang yang terlibat pembangunan tempat ibadah itu, mereka orang -orang yang dekat dengan saya. Saya tidak tahu kenapa patung Bunda Maria dan salib itu juga jadi sasaran? Apa salah mereka? Perbedaan pendapat, perbedaan keyakinan itu adalah hal yang wajar. Saya berharap semoga Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk tempat itu. Siapapun yang melakukan perusakan itu, saya harap dia melakukan bukan karena dendam, bukan karena dikecewakan, dan tidak berkeinginan merusak ketengangan warga di sekitar Tawangmangu, bahkan mungkin di Indonesia. Marilah kita perkuat kebersamaan, kita nikmati perbedaan yang ada sebagai suatu kelebihan.Â
[Jakarta 15 Desember 2011 ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H