[caption id="attachment_173062" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Tidak semua orang beruntung dilahirkan dalam kondisi tubuh yang normal, atau juga karena hal tertentu menjadikan tubuh mereka tidak normal. Tentunya hal ini akan mengurangi produktivitas mereka sehari-harinya, entah itu dalam bekerja atau sekedar bermain. Di era modern ini, hampir semua bentuk aktivitas terbantu oleh peralatan yang membutuhkan kontrol tangan untuk menjalankannya. Sebut saja dari alat sederhana, sebuah telepon selular, hingga komputer dan bermacam-macam alat canggih yang membutuhkan tangan kita untuk memencet keyboard, atau menggerakkan joystick sebagai cara berinteraksi dengan peralatan tersebut.
Apa yang terjadi dengan mereka yang mempunyai kekurangsempurnaan pada tangan / anggota badan mereka? Pastilah hal tersebut akan menghambat aktivitasnya.
Baru-baru ini, Georgia Tech Research Institute telah mengembangkan alat yang mampu membantu kita mengoperasikan peralatan modern menggunakan apa yang disebut Tongue Drive System (TDS), sebuah alat yang ditanamkan dimulut kita, tepatnya dirongga mulut dan diantara gigi. Peralatan tersebut mampu menggantikan fungsi joystick (bila kita bermain game), atau menggantikan fungsi keyboard bila kita sedang bermain komputer, juga fungsi kontrol pada kursi roda elektrik yang sekarang masih memakai joystick. [caption id="attachment_162934" align="alignnone" width="591" caption="Sensor medan magnet yang dipasang di empat sudut akan mendeteksi gerakan magnet kecil yang melekat pada lidah."]
[/caption]
Prototype TDS berbentuk bisa dilihat pada gambar, digerakkan oleh lidah kita, dimana sebuah magnet ditanamkan pada ujung lidah. Sehingga dimana ujung lidah kita arahkan, otomatis akan mengaktifkan perintah yang dikirimkan melalui sinyal nirkabel. Sebuah alat khusus yang dilengkapi dengan baterai yang bisa diganti, ditempatkan di langit-langit mulut, yang dilapisi material tahan air, sehingga keberadaannya tidaklah membahayakan. Alat ini ini penyempurnaan dari alat sebelumnya yang diperkenalkan pada 2008 lalu, penyempurnaan dari alat lama yang masih menggunakan
headset yang mengelilingi kepala, dimana pada kondisi tertentu
headset tersebut bergeser dan harus dilakukan penyetelan ulang (lihat video). [caption id="attachment_162935" align="alignright" width="380" caption="Peralatan serupa yang dikembangkan tahun 2008, masing menggunakan headset buat menerima sinyal dan menyalurkan ke peralatan yang dikontrol"]
[/caption] Dengan Aplikasi khusus, alat ini bisa berinteraksi dengan bermacam-macam gadget seperti iPod, iPhone, komputer tablet hingga
game console. Alat ini sedang dikembangkan agar bisa diaktifkan hanya dengan menggunakan tiupan atau sedotan melalui mulut kita. "Selama uji coba, pengguna telah mampu belajar menggunakan sistem, memindahkan kursor komputer lebih cepat dan dengan akurasi yang lebih, dan manuver melalui rintangan cepat dan dengan tabrakan lebih sedikit," kata Ghovanloo. Pengembangan TDS yang dipimpin oleh Professor Maysam Ghovanloo, dari Georgia Tech Research Institute. Selama beberapa bulan terakhir telah melibatkan 11 sukarelawan yang mengalami
cedera tulang belakang untuk mencoba peralatan ini. Beberapa pihak yang mendukung pengembangan alat ini adalah National Science Foundation, dan Christopher and Dana Reeve Foundation. Dengan
teknologi tersebut, ada kemungkinan suatu saat ada sebuah mobil yang bisa dijalankan hanya dengan bantuan lidah kita, bahkan mungkin semua peralatan modern yang ada sekarang. Semoga peralatan ini  bisa bermanfaat maksimal buat mereka yang membutuhkan, dan tidak menjadikan kita yang mempunyai tubuh normal menjadi malas. Ini sebuah peralatan yang menarik tentunya, seperti peralatan Kinect dengan sensor geraknya yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai kontrol dari peralatan game XBox, yang sebentar lagi juga akan terdapat versinya untuk notebook. Apapun itu teknologi baru yang datang disekeliling kita, manfaatkan secara bijaksana. (*) Semoga tulisan ini bermanfaat. [ Twitter:Â
@mbahTonno | Jakarta 23 Februari 2012 ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya