Disaat asyik ngetwit mendadak lewat kata-kata PLOMBIR, sebuah kata yang sangat lama banget tidak aku dengar, mungkin lebih dari 15 tahunan, atau bisa juga lebih. Diawali ngebahas soal  operasi tertib lalu lintas tiba-tiba Bubup nulis kata plombir. Apa itu plombir?  Mari kita ulang sejarah kita soal plombir. Dijaman orde baru, disaat presiden kita masih Soeharto, berbagai benda yang dimiliki rakyat pun kena pajak, selain iuran televisi yang harus dibayar per bulan, juga ada plombir, yaitu sebuah stiker / emblem / peneng yang ditempel di kendaraan tidak bermotor, seperti sepeda, becak, andong dan dokar. Ada juga plombir untuk binatang piaraan seperti anjing. Siapa yang mengeluarkan plombir? Tak lain tak bukan adalah pemerintah daerah setempat. Tiap daerah mempunyai desain yang berbeda warna dan bentuknya.  Stiker ini ditempel di tempat yang bisa terlihat. Diera tahun 1960an, bentuknya masih berupa surat, yang harus dibawa disaat-bepergian. baru memasuki tahun 70-an sudah berubah menjadi stiker. Hal ini untuk mempermudah pemeriksaan. Bila tidak memasang plombir, sepeda bisa ditangkap oleh hansip / polisi / pihak yang berwajib. Dan dikenakan denda sesuai aturan yang berlaku waktu itu. Banyak yang bilang era plombir berakhir tahun 1994, ada juga yang tahun 1995, mungkin tergantung daerahnya. Tetapi saya mencoba mencari lewat google dan saya temukan plombir tahun 1997, alias di tahun 1998 era berakhirnya rezim Soeharto, berakhir pula era plombir nampak di jalan. [caption id="attachment_212075" align="alignnone" width="400" caption="Tampilan Plombir di erah tahun 1963, masih berbentuk surat dengan stempel resmi."][/caption] Contoh di atas adalah plombir untuk sepeda sekolah, merk Phillips yang dimiliki oleh Sudadi dengan nilai pajak sebesar Rp 3 untuk pembayaran selama satu tahun, dikeluarkan tahun 1963 oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Yogyakarta. Dibayarkan diawal tahun pada tanggal 24 januari 1963. [caption id="attachment_212078" align="alignnone" width="600" caption="Plombir tahun 1978. (foto dari http://barangsepuh.blogspot.com)"]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI