Situasi
- Kondisi Yang Mejadi Latar Belakang Masalah
Kejadian luarbiasa pada tahun 2019-2021 tentang menyebarnya wabah covid-19 meninggalkan luka meradang hingga sekarang. Saat itu kelumpuhan terjadi pada semua sektor kehidupan tidak terkecuali pendidikan. Akibat dari peristiwa ini kualitas pemahamam peserta didik terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai individu yang unik menjadi sebuah perhatian yang serius. Peserta didik lebih suka "mabar" dari pada diskusi pelajaran melalui wa grup yang diberikan. Minat belajar menurun. Sikap murid pun acuh dan tidak responsif. Â Orang tua kewalahan mendorong mereka untuk belajar. Nilai hasil ulangan Bahasa Inggris pada materi menulis teks prosedur sangat buruk.
Dizaman teknologi canggih sekarang ini masyarakat banyak membuka situs-situs interet untuk sekedar mencari informasi ataupun mencari cara untuk melakukan sesuatu. Peluang bisnis makin terbuka. Namun bagi siswa SMP yang masih remaja mereka merasa kesulitan dalam merangkai kata dalam membuat kalimat bagaimana cara membuat atau melakukan sesuatu ( how to do/ to make something). Materi tatacara melakukan / membuat sesuatu (teks Prosedur) wajib diajarkan kepada siswa SMP sesuai dengan kurikulum.
Menurut Mahsun (2014:30) teks prosedur/arahan merupakan salah-satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual sub genre prosedural. Tujuan sosial teks ini adalah mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan. Dengan demikian penguasaan jenis teks ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik kita di zaman sekarang ini.
Sebagai seorang pendidik senantiasa memfasilitsi kebutuhan  mereka selaras dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi yang cocok apabila diterapkan pada setiap pembelajaran di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi mampu memfasilitasi kebutuhan peserta didik melalui pemetaan atau tes diagnostic di awal pembelajaran. Sehingga guru dapat melihat kebutuhan belajar masing-masing peserta didiknya. Apakah peserta didik cocok dengan minatnya, gaya belajarnya, atau kesiapan belajarnya.Â
Seperti dikutip dari pendapatnya Tomlinson (2001) dalam Jurnalnya Al akahleh dkk (2023) mengatakan bahwa "However, the different levels of students in terms of learning abilities, preferences, and styles may become barriers to achieving such a mission. Therefore, differentiated instruction has been considered an effective strategy to achieve the goals of teaching (Tomlinson)"
Karakteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain: manajemen kelas yang efektif, pembelajaran memiliki tujuan yang terdefinisi secara jelas, lingkungan belajar yang kondusif, penilaian yang berkelanjutan, serta pembelajaran yang responsive (Contoh pembelajaran berdiferensiasi yaitu penggunaan beragam strategi pembelajaran, variasi kegiatan pembelajaran, agar peserta didik dapat mengeksplorasi isi kurikulum maupun mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari (Faiz, 2022:13; Maryam, 2021: 34; Made, 2022: 98). Menurut Kusuma & Luthfah (2022), salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid- murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis siswa di sekolah, salah satunya dengan Model  Problem Based Learning (PBL). Hal ini sejalan dengan pendapat Perez dan Uline (Schechter, 2011) bahwa PBL telah banyak dipahami sebagai manfaat bagi mempersiapkan para pemimpin sekolah dengan berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan strategis mereka.Â
Selain itu, John Dewey (Miller, 2004) yang merupakan seorang filsuf dan pendidik, menjelaskan bahwa "masalah adalah stimulus untuk berfikir". Kedua pendapat tersebut menguatkan bahwa PBL berkontribusi baik bagi para guru maupun siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir analitis  dan strategi  dalam pembelajaran.
Dari teori diatas penulis sangat yakin bahwa pembelajaran yang disampaikan melalui kebutuhan dan karaketristik masing-masing murid akan sangat bermakna.
- Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan
Pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dalam kurikulum merdeka yang mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara holistic dan seimbang. Kurikulum merdeka merupakan gagasan yang membebaskan guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran. Kurikulum merdeka bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan siswa karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan aspek pengetahuan daripada aspek afektif atau keterampilan.Â