Sekolah sebagai lembaga pendidikan menampung harapan yang sangat besar dari para orang tua peserta didik untuk menjadikan anak-anak mereka lebih baik dari sebelumnya dengan kata lain terdapat peningkatan dari segi pengetahuan, karakter, dan juga keterampilannya.
Jika pada zaman dahulu kemampuan kognitif sangat diunggulkan untuk zaman sekarang tidak. Salah satu alasannya karena semakin berkembangnya teori kecerdasan majemuk dari Howard Gardner. Sehingga tidak ada lagi cap bahwa anak yang pintar itu adalah mereka yang pandai matematika saja meskipun pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa pihak yang masih stuck dalam pola pikir tersebut.
Seperti sudah diketahui bahwa dewasa ini proses pembelajaran tidak hanya bisa dilaksanakan di dalam kelas melainkan lingkungan sekitar pun bisa menjadi sarana untuk memperoleh ilmu. Bahkan katanya pembelajaran yang dilakukan dengan melibatkan lingkungan sekitar akan lebih bermakna.
Berbicara mengenai lingkungan, hendaknya peserta didik pun sedini mungkin diajarkan untuk mencintai lingkungan sebab lingkungan yang bersih akan menjadikan penghuninya sehat serta dijauhkan dari segala macam penyakit.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan rasa cinta lingkungan di dalam diri peserta didik adalah dengan mengajak mereka turun tangan langsung. Pada kesempatan kali ini mereka diajak untuk menjalankan program "Celengan Sampah"
Lantas apa itu celengan sampah? Sederhananya peserta didik diarahkan untuk mencari botol bekas kemudian botol tersebut nantinya diisi oleh sampah. Agar terlihat lebih estetik botol-botol ini nantinya akan dibentuk menjadi suatu karya seni, seperti meja, kursi, dll untuk dipergunakan sebagai hiasan di taman sekolah.
Selain berfokus pada pengumpulan sampah, peserta didik juga diedukasi mengenai perbedaan jenis-jenis sampah, sehingga nantinya mereka akan memilih sampah mana yang termasuk ke dalam organik dan anorganik. Dalam artian setiap botolnya juga akan dipisahkan sesuai jenisnya.
Program celengan sampah juga tidak hanya berfokus untuk menanamkan karakter cinta lingkungan dalam diri peserta didik melainkan berusaha juga untuk menumbuhkan sikap gotong royong mereka. Oleh karenanya dalam pelaksanaan program, peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompoknya harus kompak agar dapat mengumpulkan sampah lebih banyak dan bisa membuat suatu karya yang lebih indah.
Antusias peserta didik selama mengikuti program sangat tinggi. Hal tersebut terlihat saat mereka mengumpulkan sampah dan memasukkannya ke dalam botol. Setiap kelompok berlomba-lomba untuk mendapatkan lebih banyak daripada yang lain. Melalui kegiatan ini juga sampah-sampah yang ada di sekolah menjadi lebih berkurang.
Tak berhenti sampai di situ, hari terakhir pengumpulan sampah (program ini dijadwalkan selama 1 minggu, 5 hari penngumpulan sampah, di hari keenam peserta didik mengkreasikan botol-botol sampahnya) para peserta didik berlomba-lomba untuk membuat hiasan yang menari dengan bantuan video dari youtube untuk dijadikan referensi.