Melati, ya benar melati harumnya
Dari pancaran fajar pertama, pohon aren mengibaskan udara sejuk
dan di saat jati berguguran, ribuan merpati menari ceria
Sesaat saja aku termenung, mendapati jam bedetak dengan sangat cepat
Di bawah terik mentari, aku bersepeda
Mengalun lembut kepakan sayap kenari diantara jajaran cemara
Sejenak aku terlena dengan seteguk air tumbuhan nyiur di tangan
Senja mengiringi perjalanan pulang
Setibanya, Aku meracik kopi penghilang pegar
Waktu semakin sepi, senyap, dan sunyi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!