Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar berperan penting sebagai fondasi literasi generasi muda. Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia bukan cuman berfungsi untuk alat komunikasi, tetapi juga sarana membangun identitas budaya dan kemampuan berpikir kritis. Dalam era globalisasi, literasi global yang mencakup kemampuan membaca, menulis, dan memahami konteks lintas budaya menjadi semakin penting. Melalui pengajaran yang tepat, siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar berbahasa sekaligus menanamkan nilai-nilai yang mendukung daya saing di tingkat global. Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan keberagaman siswa memerlukan pendekatan pengajaran yang inovatif dan relevan. Hal ini penting agar Bahasa Indonesia dapat menjadi landasan kuat dan menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang.
   Literasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengetahui dan menyusun teks tertulis. Konsep literasi ini dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam mengakses berbagai informasi dan peluang pengembangan dalam menanggapi fenomena sosial yang ada. Orang-orang dengan tingkat literasi tinggi cenderung lebih mampu berjuang untuk bertahan hidup dalam situasi lokal dan global. Sementara itu, hasil PISA menunjukkan bahwa keterampilan membaca, matematika, dan sains yang buruk masih menjadi masalah di Indonesia. Dalam konteks ini, pemahaman bacaan dapat memengaruhi kedua keterampilan tersebut.
   Tujuan mempelajari literasi ialah untuk membantu siswa mengetahui dan menemukan cara membaca dan menulis yang efektif, yang mencakup kemampuan untuk menafsirkan makna dari teks yang kompleks berdasarkan struktur bahasa dan sintaksis. Sasaran ini sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu sasaran agar siswa mampu membaca dan menulis berbagai jenis teks. Dalam hal penggunaan keterampilan pemahaman membaca, siswa perlu memahami dan mengenali struktur, isi, dan teks yang ada. Keterampilan menulis kontekstual mengharuskan membahas informasi berdasarkan berbagai teks yang tersedia. Selain itu, informasi perlu dikomunikasikan secara lisan sehingga keterampilan berbicara (mengungkapkan pendapat juga diperlukan). Interaksi apa pun yang melibatkan keterampilan berbicara juga mengharapkan kemampuan mendengarkan. Dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran literasi dengan penekanan pada membaca dan menulis.
    Dalam bahasa Indonesia, berbicara lebih penting dari pada berlatih, yang merupakan kelemahan pengajaran. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab pembelajaran bahasa Indonesia tidak mencapai tujuan untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan pembelajaran bahasa Indonesia dicirikan oleh kurangnya kecakapan guru dalam tugas pembelajaran dan penilaian, manajemen kelas yang buruk, dan buku teks yang terbatas atau tidak tersedia. Mengenai aspek kemampuan berbahasa Indonesia yang belum berfungsi dengan baik.
    Peran guru dalam mengembangkan literasi mata pelajaran bahasa Indonesia diawali dengan fokus sekaligus meningkatkan budaya literasi para pendidik. Pengembangan budaya literasi harus terjadi secara tertib (terencana, berkesinambungan, terukur), dengan menggunakan metode yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kemampuan berbahasa yang unggul. Dengan keterampilan tersebut, Anda dapat menjadi teladan positif bagi siswa Anda, baik dalam hal keterampilan berbahasa (termasuk empat dimensi kemahiran berbahasa) maupun produktivitas. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru hendaknya memberikan contoh dan aktif memberikan bahan bacaan yang akan meningkatkan pemahaman membaca siswa.
    Bahasa Indonesia penting dalam globalisasi memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bahasa, yang akan digunakan sebagai alat untuk mendukung pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tanpa bahasa semua itu tidak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Kemampuan berbahasa Indonesia sebagai ilmu pengetahuan harus terus digalakkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mempelajari bahasa Indonesia bukan hanya tentang penguasaan materi bahasa saja tetapi juga tentang pengembangan keterampilan berbicara dan menulis, sehingga hal ini memerlukan manajemen komputer. Literasi memiliki makna yang inklusif, literasi tidak lagi hanya memiliki satu makna tetapi mencakup banyak makna yang berbeda (multiliterasi). Oleh karena itu dapat diartikan sebagai literasi teknologi, literasi informasi, pemikiran kritis, kepekaan lingkungan dan bahkan kepekaan politik.Â
    Salah satu aspek kurikulum merdeka yang relevan dengan tantangan integrasi nasional adalah keberagaman global. Keberagaman global memperkuat gagasan bahwa kelompok manusia yang beragam memberikan kontribusi penting bagi warisan manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses penanaman kesadaran terhadap keberagaman dunia melalui metode-metode yang strategis, dalam hal ini melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
    Pengajaran bahasa Indonesia pada sekolah dasar memiliki peranan yg sangat krusial pada menciptakan landasan literasi dunia murid. Melalui pembelajaran yg berbasis dalam pengembangan kemampuan berbahasa, murid bukan hanya diajarkan buat tahu dan memakai bahasa Indonesia menggunakan benar, namun menyadari nilai-nilai budaya dan sosial dan didorong buat berpikir kritis terkait perkembangan dunia karena laju globalisasi yang cepat dan arus komunikasi yang deras, para pembuat kebijakan bahasa harus lebih komprehensif dalam segala aspek.bidang yang terkait dengan isu-isu perkembangan bahasa. Dengan memasukkan teknologi berita dan literasi digital ke pada pembelajaran bahasa Indonesia, murid akan lebih siap menghadapi tantangan komunikasi pada era dunia.Oleh lantaran itu, pedagogi bahasa Indonesia pada sekolah dasar bukan hanya serius dalam keterampilan bahasa lokal, namun juga sebagai landasan krusial bagi pendidikan literasi dunia, mempersiapkan murid buat menyesuaikan diri menggunakan warga yg semakin terhubung secara dunia.Oleh lantaran itu, peningkatan kemampuan literasi murid wajib sebagai prioritas pendidikan. Hal ini sebagai perhatian baik bagi guru atau pendidik juga orang tua atau wali murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H